Sementara itu, Qais Al-Khaz'ali, Kepala Kelompok Asa'ib Ahl Al-Haq, mengancam akan "turun tangan dengan keras" jika "keadaan mencapai tingkat yang mengancam keberadaan negara".
"Membakar markas Asa'ib Ahl Al-Haq dan beberapa partai di Basra bermotif politik dan memiliki hubungan dengan pergolakan kekuasaan di Irak," kata Al-Khaz'ali dalam satu wawancara dengan stasiun televisi lokal.
Demonstrasi tersebut adalah bagian dari protes berhari-hari di daerah penghasil minyak Provinsi Basra di Irak Selatan. Selama protes itu, ratusan demonstran yang marah membakar gedung pemerintah provinsi dan kantor partai politik utama serta markas beberapa milisi Syiah dalam protes atas korupsi yang tersebar luas dan pencemaran air di provinsi tersebut.
Basra, Ibu Kota Provinsi dengan nama yang sama, telah lama menyaksikan keluhan di kalangan lebih dari dua juta warganya mengenai ambruknya prasarana, pemadaman listrik dan korupsi. Pasokan air di provinsi itu juga dikecam banyak pihak karena tingginya kadar garam, dan ribuan warga telah dirawat di rumah sakit.
Pemrotes juga menuduh partai politik yang berpengaruh berada di belakang korupsi yang tersebar luas, yang mengarah kepada tingginya angka pengangguran dan kegagalan dalam pemulihan pasokan air, listrik dan layanan dasar lain.
(Ahmad Luthfi)