Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kesaksian Pekerja Selamat Lihat 2 Rekannya Dibunuh KKB Papua

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 07 Desember 2018 |07:53 WIB
Kesaksian Pekerja Selamat Lihat 2 Rekannya Dibunuh KKB Papua
Nelson Salmpeng, ayah dari Anugrah Tandirannu berharap jenazah anaknya bisa dipulangkan (Foto: BBC Indonesia)
A
A
A

OPM sebut pekerja 'anggota TNI'

Berdasarkan data yang dihimpun BBC News Indonesia, terdapat 28 orang pekerja PT Istaka Karya yang berada lokasi saat kejadian.

Sebagian besar bertugas di jembatan Yigi dan kantor lapangan, sementara sisanya adalah pekerja di jembatan Karunggame dan seorang staf Dinas Pekerjaan Umum.

Dari 28 orang tersebut, 19 di antaranya dipastikan tewas.

Kelompok bernama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan para pekerja dan satu anggota TNI tersebut.

Klaim itu antara lain diunggah ke halaman Facebook bernama TPNPB, hari Rabu (05/12), yang di-follow lebih dari 24.000 pengguna Facebook, dan disuka oleh 13.000-an akun.

Belum diketahui apakah akun tersebut dikelola langsung oleh anggota kelompok tersebut atau tidak.

"Ya benar Operasi di Kali Aworak, Kali Yigi, Pos TNI Distrik Mbua, kami yang lakukan dan kami siap bertanggung jawab penyerangan ini," tulis akun tersebut, mengutip salah seorang petinggi kelompok yang disebut sebagai Komandan Operasi KODAP II Nduga, bernama Pemne Kogeya.

Pasukan Brimob tiba di Wamena

(Baca Juga: Kronologi Lolosnya Empat Orang dari Sergapan KKB di Papua)

Mereka mengaku telah lebih dari tiga bulan memantau para pekerja di jembatan Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos Mbua.

Menurut mereka, para pekerja bukan warga sipil biasa, melainkan aparat militer.

Klaim yang sama disampaikan oleh Sebby Sambom, juru bicara OPM dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, Kamis 6 Desember 2018.

"Sebagian besar pekerja adalah anggota TNI ... hampir semua orang tahu itu," kata Sebby kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo.

Ia mengatakan pihaknya sudah pernah meminta pembangunan jalan ini dibatalkan, tapi permintaan ini tak dipenuhi.

Klaim ini dibantah oleh juru bicara Kodam XVII Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, yang menyatakan bahwa tak ada satu pun anggota TNI yang bekerja di proyek pembangunan jembatan tersebut.

Menurutnya, PT Istaka Karya tidak pernah meminta bantuan TNI untuk menjaga keamanan proses pembangunan proyek-proyek mereka di Nduga.

"Tanpa melalui proses tanya, segala macam, tetap diasumsikan, diduga itu TNI sehingga dibantai. Sekarang orangnya masih ada yang hidup, silakan saja cek orangnya, apa benar dia TNI?" ungkapnya kepada BBC News Indonesia.

Aidi menyebut aksi yang dilakukan kelompok bersenjata di luar batas kemanusiaan.

"Saya rasa publik bisa melihat yang mana yang binatang, yang mana tidak. Kalau ada orang membantai orang tanpa alasan, siapa yang binatang?" pungkasnya.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement