Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengapa Tsunami Banten Tak Diawali Gempa? Ini Penjelasannya

CDB Yudistira , Jurnalis-Minggu, 23 Desember 2018 |12:34 WIB
Mengapa Tsunami Banten Tak Diawali Gempa? Ini Penjelasannya
Dampak tsunami yang menerjang wilayah Selat Sunda (Foto: Twitter BPBD Serang)
A
A
A

BANDUNG - Sejumlah titik di pesisir Selat Sunda terkena dampak tsunami dengan ketinggian gelombang rendah yang beragam dan datang secara tiba-tiba pada Sabtu 22 Desember 2018 malam. Gelombang tsunami yang mencapai garis pantai tanpa didahului oleh adanya gempa atau surutnya muka laut menimbulkan banyak pertanyaan mengapa bisa terjadi.

Apakah gempa tektonik, pasang purnama, letusan Gunung Anak Krakatau atau bahkan tumbukan meteor di tempat tertentu yang memicu tsunami tersebut? Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrachman mengakui aktivitas Anak Krakatau memang terus menggeliat akhir-akhir ini. Disinyalir itulah yang memicu gelombang tsunami di wilayah pesisir Banten dan Lampung Selatan.

"Lebih dari 400 letusan kecil terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Letusan besar terjadi pukul 18.00 WIB dan terus berlanjut hingga pagi ini dan terdengar hingga Pulau Sebesi yang berjarak lebih dari 10 km arah timur laut seperti di laporkan tim patroli," ‎ungkap Mirzam, Minggu (23/12/2018).

Gunung yang terletak di tengah laut seperti halnya Anak Krakatau atau yang berada di pinggir pantai, sewaktu-waktu sangat berpotensi menghasilkan Volcanogenic Tsunami. Volcanogenic Tsunami bisa terbentuk karena perubahan volume laut secara tiba-tiba akibat letusan gunung api.

Tsunami Anyer

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement