"Anak saya masih saya peluk, dia masih bisa panggil ibu, namun datang lagi ombak. Saya tak bisa bernapas lagi, saya lemas, tak ada tenaga, anak saya terlepas, sempat pegang kerahnya tapi sobek," kata Emilia menangis.
(Baca juga: Nasib Badak Jawa Bercula Satu Hadapi Ancaman Gunung Anak Krakatau)
"Saya lihat ombak di belakang, saya pegang pohon dan terbanting lagi...namun anak saya sampai sekarang tak ketemu...anak satu-satunya," katanya terisak kepada wartawan BBC News Indonesia, Silvano Hajid dan Anindita Pradana.
Emilia mengatakan ia sempat terseret hingga dasar laut dan ombak mendorongnya lagi hingga tepian laut.
Dirinya dan suami baru dievakuasi dari Pulau Sebesi yang menghadap langsung ke Gunung Anak Krakatau pada Selasa pagi (25/12).
Dari 429 korban meninggal sampai Selasa (25/12), 108 di antaranya di Lampung Selatan, menurut catatan BNPB.