
Menurutnya, hasil pemetaan BPBD Banyuwangi tidak sama dengan BNPB. Sebab, pihaknya melakukan pemetaan kerawanan berdasarkan kondisi riil di lapangan. “Jadi, kalau dilapangan seperti itu, tidak semuanya kerawanan yang tinggi,” ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya tetap mengimbau waspada. Salah satunya, melakukan berbagai langkah persiapan penanggulangan bencana. Mulai, melakukan pelatihan siaga tsunami kepada masyarakat dan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana). Khususnya, di wilayah kategori tinggi kerawanan bencana Tsunami.
Saat ini, lanjutnya, Banyuwangi memiliki 9 alat Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini tsunami. Dua diantaranya, berfungsi dengan baik. Sisanya, kurang maksimal. Sebab, kata dia, ada beberapa EWS yang harus dioperasikan secara manual.
Data dari BNPB, wilayah rawan tsunami kategori sedang dan tinggi tersebar di wilayah selatan Banyuwangi. Rata-rata di wilayah Kecamatan Bangorejo dan Pesanggaran.