CANBERRA - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison meminta Pemerintah Indonesia untuk menghormati Australia dalam mengatur pembebasan orang yang diyakini sebagai dalang dari serangan Bom Bali, Abu Bakar Ba’asyir. Morrison mengatakan, dia dan pemerintah federal Australia telah melakukan kontak langsung dengan pemerintah Indonesia terkait pembebasan Ba’asyir.
"Warga Australia tewas dengan mengerikan pada malam itu, dan saya pikir warga Australia di mana pun akan mengharapkan bahwa masalah ini diperlakukan dengan sangat serius oleh pemerintah kita, dan itulah yang dilakukan," kata Morrison merujuk pada peristiwa Bom Bali dan pembebasan Ba’asyir.
BACA JUGA: Yusril: Abu Bakar Ba'asyir Akan Dibebaskan Pekan Depan
"Tetapi juga bahwa pemerintah Indonesia akan sangat menghormati Australia dalam cara mereka mengelola masalah ini," lanjutnya sebagaimana dilansir SBS News, Selasa (22/1/2019).
Abu Bakar Ba’asyir divonis 15 tahun penjara pada 2010 atas keterlibatannya dengan kamp pelatihan militan di Aceh, namun Presiden Joko Widodo mengatakan, ulama berusia 81 tahun itu akan dibebaskan lebih awal atas dasar kemanusiaan.
Australia yang melihat Ba’asyir sebagai dalang dari peristiwa Bom Bali pada 2002 yang menewaskan 88 warga Australia telah berulangkali menyatakan penolakan atas keringanan terhadap vonis Ba’asyir.
"Kami selalu konsisten, selama periode waktu yang lama, akan kekhawatiran kami tentang Abu Bakar Bashir," kata Morrison.