Wakil Menteri Kesehatan, Pengembangan Masyarakat, Gender, Lansia dan Anak-anak Tanzania, Faustine Ndugulile, mengungkapkan kesedihannya atas kasus pembunuhan tersebut. Dia mengatakan bahwa di saat mereka yang berurusan dengan pertahanan dan keamanan sedang melihat kasus ini dari sudut pandang kriminal, departemennya menangani masalah yang sama dari sudut pandang pengembangan anak-anak dan pengobatan tradisional.
Para pelaku biasanya mengincar anak-anak yang diambil dari rumah mereka pada malam hari, ketika orang tua mereka sedang berjualan makanan di pasar.
BACA JUGA: Bagian dari Budaya, Ribuan Dukun di Tanzania Tercatat Secara Resmi
Menurut keterangan Atupele Sanga, seorang penduduk Desa Chaugingi di Njombe yang dilansir All Africa, sejak sekolah dibuka tiga pekan lalu, setiap orang tua telah mengawal anaknya baik saat pulang maupun pergi ke sekolah sebagai bagian dari cara mereka melindungi anaknya.
“Kami memiliki lebih sedikit jam kerja saat ini karena mengantar anak-anak kami ke sekolah di pagi hari dan menjemput mereka kembali di sore hari. Situasinya lebih buruk karena kami bahkan takut meninggalkan anak-anak kami di rumah karena pembunuhnya belum diketahui hingga saat ini,” katanya.
(Rahman Asmardika)