Iis menambahkan fenomena equinox atau siklus pergerakan garis matahari biasanya terjadi dua kali dalam setahun, yakni saat memasuki bulan Februari dan Oktober. Berkaca pada perubahan suhu udara saat ini, Iis menyebut suhu udara pada Oktober 2018 kemarin, lebih panas daripada sekarang.
"Ketika Oktober tahun lalu suhu udaranya lebih panas ketimbang sekarang. Oktober kemarin itu bisa mencapai 35-38 derajat. Kalau saat ini, suhu udaranya baik siang maupun malam sekitar 33-34,4 derajat Celcius," ujar Iis.
Selain fenomena equinox, perubahan suhu udara, menurut Iis, juga dipengaruhi peralihan musim penghujan menuju kemarau. "Ditambah lagi langit yang sedikit awannya membuat sinar matahari langsung masuk ke bumi. Kemudian keluar lagi dan memantul ke atmosfer saat malam hari tiba," terangnya.
Ia menyarankan masyarakat supaya menjaga kesehatannya selama suhu udara meningkat. Salah satunya dengan memperbanyak konsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi.
"Terutama saat malam hari agar memperbanyak minum air putih biar tidak gampang terkena dehidrasi,” pungkasnya.
(Qur'anul Hidayat)