Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

International Women's Day 2019, Emak-Emak Cantik Tolak Hoaks dan Kekerasan Perempuan

Demon Fajri , Jurnalis-Jum'at, 08 Maret 2019 |14:01 WIB
<i>International Women's Day</i> 2019, <i>Emak-Emak</i> Cantik Tolak Hoaks dan Kekerasan Perempuan
Peringatan International Womens Day atau Hari Perempuan Internasional 2019, Emak-Emak Cantik Bagikan Bunga di Simpang Lima Patung Kuda, Bengkulu (foto: Demon Fajri/Okezone)
A
A
A

Tolak Hoaks dan Kekerasan terhadap Perempuan 

Menjelang pesta demokrasi pada Rabu 17 April 2019 atau tidak kurang dari 40 hari lagi Indonesia akan menggelar pesta demokrasi. Berupa pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) secara serentak.

Menjelang puncak momen tersebut telah banyak dinamika situasi politik yang sangat luar biasa terjadi di masyarakat Indonesia, termasuk provinsi berjuluk ''Bumi Rafflesia''.

Hoaks membuat proses kampanye menjadi tidak sehat. Lebih parahnya lagi, hoaks menjadi bisnis baru yang mengancam harmoni di tengah masyarakat?. Hal tersebut perlu adanya strategi dan komitmen bersama guna memerangi hoaks. Strategi dan komitmen bersama anti hoaks tersebut perlu dirumuskan dan dilaksanakan sejak sekarang, guna membantu membangun proses politik yang sehat.

(Baca Juga: Peringati Hari Perempuan Internasional, Publik di Papua Bagikan Pinang Sirih) 

Terlepas dari konteks etimologi, kata hoaks sudah menjadi kata popular untuk menggambarkan segala yang bohong atau palsu. Khususnya, dalam teks media siber. Hoaks bukan saja sekadar tulisan berbentuk berita atau opini. Namun, mencakup data, foto dan gambar.

Hoaks luas beredar melalui media sosial. Baik, social networking system, seperti Facebook (FB), Twitter, Instagram (Ig) dan YouTube maupun social platform seperti WhatsApp (WA), Line dan BBM. Melalui jejaring sosial tersebut penyebaran foto ''sadis'' korban kekerasan terhadap perempuan dan anak pun cepat beredar.

Berdasarkan laporan pemetaan hoaks di Indonesia oleh tim Litbang Mafindo, kata Alisya, hoaks atau informasi sesat pada bulan Juli 2018 hingga September 2018 tercatat sebanyak 230 postingan.

Rinciannya, Juli 2018 sebanyak 65 postingan dengan persentase 28,26 persen, Agustus sebanyak 79 postingan atau 34,35 persen dan September 2018 sebanyak 86 postingan (per 25 September 2018) atau 37,39 persen.

Informasi hoaks tersebut, kata Alisya, diduga disebar melalui konten, agama, politik, etnis, bisnis, penipuan, kesehatan, bencana alam, kriminalitas, lalu lintas, peristiwa ajaib, dan lain-lain.

''Hoaks atau hoax (pemberitaan palsu) merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat-buat seolah-olah benar adanya. Itu harus kita lawan sejak sekarang,'' sampai Alisya.

Selain itu, Alisya mencermati, pemberitaan yang terkait dengan anak korban kekerasan di Indonesia, termasuk di Bengkulu seringkali anak justru menjadi korban dan obyek eksploitasi. Selain itu, identitas, wajah, inisial, nama, alamat, sekolah sengaja atau tidak disengaja dipublikasi, sehingga anak tidak dilindungi secara baik.

Peringati International Womens Day 2019 Emak-Emak Cantik Bagikan Bunga kepada pengguna Jalan di Lampu Merah, Simpang Lima Patung Kuda, Bengkulu (foto: Demon Fajri/Okezone)	Peringati International Womens Day 2019 Emak-Emak Cantik Bagikan Bunga kepada pengguna Jalan di Lampu Merah, Simpang Lima Patung Kuda, Bengkulu (foto: Demon Fajri/Okezone)

Terkait hal tersebut, lanjut Alisya, identitas anak harus dilindungi. Mulai dari data dan informasi yang memudahkan orang lain untuk mengetahui identitas anak. Seperti, nama, foto, gambar, nama kakak/adik, orangtua, paman/bibi dan kakek/nenek.

Lalu, tidak menyebut keterangan pendukung. Seperti alamat rumah, alamat desa, sekolah, perkumpulan/klub yang diikuti dan benda-benda khusus yang mencirikan sang anak. Hal tersebut berdasarkan peraturan dewan pers, nomor 1/Peraturan-DP/II/2019, tentang pedoman pemberitaan ramah anak.

''Kami juga menolak penyebaran foto 'sadis' korban dan identitas lengkap korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tersebar diberbagai jejaring sosial. Hentikan sekarang juga,'' kata Alisya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement