Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

International Women's Day 2019, Emak-Emak Cantik Tolak Hoaks dan Kekerasan Perempuan

Demon Fajri , Jurnalis-Jum'at, 08 Maret 2019 |14:01 WIB
<i>International Women's Day</i> 2019, <i>Emak-Emak</i> Cantik Tolak Hoaks dan Kekerasan Perempuan
Peringatan International Womens Day atau Hari Perempuan Internasional 2019, Emak-Emak Cantik Bagikan Bunga di Simpang Lima Patung Kuda, Bengkulu (foto: Demon Fajri/Okezone)
A
A
A

Cerdas dan Pintar Bermedia Sosial 

Berbagai modus digunakan untuk membuat hoaks dan misleading information. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI, tidak kurang dari 900 ribu situs menyebar informasi hoax. Jumlah itu termasuk situs pornografi, penipuan, perjudian, serta situs lainnya.

Di mana ratusan ribu situs tersebut diduga menyebar informasi hoax dari bidang kesehatan, politik dan bidang lainnya.

Kominfo menghitung, di bulan Januari 2019, tidak kurang dari 72 konten hoax menyebar di media sosial. Puluhan informasi hoax tersebut mulai dari informasi hoax tentang kesehatan, politik dan informasi hoax lainnya.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2018. Pada tahun 2018, dalam tempo 10 bulan tercatat hanya 60-an informasi hoaks yang menyebar. Indikasi penyebaran informasi hoaks pada tahun ini mengalami peningkatan. Di mana pada tahun 2019, per hari diketahui ada dua sampai lima informasi hoaks yang menyebar.

''Penyebaran informasi hoaks juga berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Informasi yang tersebar di jejaring sosial terkadang beredar foto 'sadis' dan 'ekstrem'. Terkhusus, dalam kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak,'' jelas Alisya.

Ditambahkan, Sekretaris DPP GMB Bengkulu, Linda Emilia, berdasarkan data Bidang Aplikasi Telematika dan Desminasi Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi Bengkulu pada tahun 2016, telah berdiri sebanyak 246 menara tiga provider, yang tersebar di 10 kabupaten/kota Bengkulu.

Berdirinya menara tersebut sebagai pendukung pelanggan dalam penggunaan smartphone setiap hari. Di mana, kekerasan terhadap perempuan dan anak serta penyebaran informasi hoaks, salah satunya dipengaruhi smartphone.

Dari Kominfo dan Statistik memprediksi, jumlah menara tersebut pelanggan provider tidak kurang dari 1,5 juta. Jumlah itu diketahui setelah pihaknya menggelar sosialisasi internet sehat dan internet cerdas, kreatif dan produktif (Cakap) melalui mobile-comunication acses point (CAP) di 44 desa atau kelurahan. Di mana sosialisasi itu sudah berlangsung sejak 2013 hingga 2015.

(Baca Juga: Sejarah dan Tragedi di Balik Hari Perempuan Internasional) 

Untuk mencegah penyalahgunaan smartphone terkoneksi internet, kata Linda, perlu adanya edukasi sekaligus peran orangtua terlibat mengawasi anak dalam penggunaan smamrtphone. Salah satunya dengan cara memberikan edukasi.

Edukasi idak hanya dari pemerintah. Namun, edukasi juga harus dilakukan kalangan orangtua. Terlebih orangtua yang telah memberikan smartphone kepada anak. Di mana anak-anak yang telah diberikan smartphone harus ada batasan.

''Kita orangtua harus selalu mengawasi, menemani, melihat anak saat mengakses internet, konten apa yang dibuka oleh anak. Itu tidak lain agar informasi yang menyebar di dunia maya tidak langsung di sebar. Terutama informasi hoaks dan kekerasan terhadap perempuan dan anak, '' sampai Linda.

 

Asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia (APJII) merilis pengguna internet di Indonesia sepanjang 2017, mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya atau meningkat sekira 54,68 persen atau menyentuh angka 143,26 juta user melalui berbagai perangkat.

Pada tahun 2016, angka pengguna internet di Indonesia sebanyak 132,7 juta pengguna. Di mana tahun 2017 menyentuh angka 143,26 juta jiwa yang sadar internet. Penetrasi pengguna internet di urban sudah 72,41 persen, rural-urban 49,49 persen, dan rural 48,25 persen.

Sementara untuk jumlah pengguna internet berdasarkan usia, didominasi oleh kisaran usia 19 hingga 34 tahun. Survei mencatat ada sekitar 49,52 persen responden, dan disusul oleh usia 35 hingga 54 tahun dengan persentase 29,55 persen.

Adapun penetrasi pengguna internet di Indonesia lebih banyak berada di rentang usia 13 hingga 18 tahun, dengan persentase 75,50 persen. Rentang usia 19 hingga 34 tahun berada di posisi kedua dengan persentase 74,23 persen.

''Momen International Women's Day 2019 dapat dijadikan sebagai momen stop hoaks dan menyebar foto-foto sadis kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui media sosial,'' tegas Linda.

''Kita harus cerdas bermedia sosial dan tidak mudah menyebar informasi yang belum tentu kebenarannya,'' sambung Linda.

(Fiddy Anggriawan )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement