Hal serupa juga dialami Nengah Usadi (50). Warga yang rumahnya juga kebanjiran hingga setinggi lutut orang dewasa ini juga tak menyangka air akan naik. Sekitar pukul 20.00 WITA ia melihat air sudah mulai masuk ke rumah. Namun yang paling parah sekitar pukul 23.00 WITA.
“Hujan sempat reda. Tapi malamnya besar lagi sampai air naik lagi,” ujar dia.
Antisipasi agar tidak terjadi kerusakan, sejumlah perabot elektronik dicabut dari sambungan listrik. Ia juga sempat memukul kentongan agar warga lain juga waspada karena air naik itu. Naiknya air itu juga berxampak pada tembok penyengker miliknya jebol.
Sementara itu, Kepala Kewilayahan Banjar Moding Kaja, Ketut Dwi Antara membenarkan adanya banjir itu. Dan di lokasi itu masuk wilayah rawan banjir lantaran berada di lokasi yang rendah. Untuk mengantisipasi itu, warga dan banjar rencananya akan membuat jalan air (got). Sehingga air tidak tertahan dan bisa mengalir ke tempat yang lebih rendah. Selokan itu nantinya juga langsung mengarah ke sungai.
Akibat banjir Sabtu malam, tembok penyengker rumah warga juga ambruk. Bahkan selain perlengkapan rumah tangga, ribuan kelapa butiran milik warga hanyut tersapu banjir.
(Awaludin)