Para warga dan pengunjung berbondong-bondong melihat kreasi unik Fayyaz, yang diparkir di halaman rumah kosong di desa Tabur di provinsi Punjab tengah.
Fayyaz (yang berusia 32, bermimpi bisa bergabung dengan angkatan udara, tetapi ayahnya meninggal saat dia masih di sekolah, memaksanya untuk putus sekolah di kelas delapan dan melakukan pekerjaan sambilan untuk menafkahi ibu dan lima adiknya.

Dia terinspirasi membuat pesawatnya usai menonton program televisi National Geographic Channel yang membahas Investigasi Kecelakaan Udara tentang daya dorong, tekanan udara, torsi, dan tenaga penggerak.
Sedangkan cetak biru pembuatan pesawat ia peroleh di internet.
Dia juga menjual sebidang tanah keluarga, dan mengambil pinjaman sebesar Rp4 juta dari sebuah LSM keuangan mikro, yang cicilannya masih dia bayar sampai saat ini.
Dia menggunakan sedikit uangnya secara kreatif, membeli karung goni grosir dan membujuk karyawan bengkel agar barang-barangnya mau dijual untuk dibuat baling-baling.

Saat membuat baling-baling ia pernah gagal. Beberapa peralatan juga perlu diganti, desain harus diubah, kabel harus dikerjakan ulang. Dan ketika dia berusaha memastikan desainnya berhasil, keluarganya khawatir dia terobsesi berlebihan.