“Aku terus menyuruhnya berhenti. Saya terus mengatakan kepadanya untuk berkonsentrasi pada keluarga dan pekerjaannya, dia menjadi gila atas apa pun. Tetapi dia tidak mendengarkan sepatah kata pun,” kata ibunya, Mumtaz.
Namun Fayyaz terus membuat pesawatnya. Dan pada akhirnya pesawatnya benar-benar terwujud.
Pada Februari tahun ini, katanya, setelah lebih dari dua tahun diejek, dia siap.

Fayyaz mengklaim teman-temannya membantunya memblokir jalan kecil yang ia gunakan sebagai landasan pacu untuk upaya penerbangan pertama pada bulan Februari.
Pesawat mencapai 120 km per jam sebelum lepas landas, Ameer Hussain, seorang saksi yang mengaku naik di samping pesawat dengan sepeda motor, mengatakan kepada AFP.
"Jaraknya antara hampir semeter dari tanah," katanya. "Terbang sekitar dua hingga tiga kilometer sebelum mendarat."
AFP belum dapat memverifikasi klaim.
Tetapi upaya itu membuat Fayyaz cukup berani untuk ingin mencoba lagi di depan sisa warga desanya, banyak di antaranya telah mengejek usahanya.