Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rawan Gempa Berpotensi Tsunami, BMKG Pasang Intensity Meter di 15 Titik

Demon Fajri , Jurnalis-Jum'at, 10 Mei 2019 |18:02 WIB
 Rawan Gempa Berpotensi Tsunami, BMKG Pasang Intensity Meter di 15 Titik
Foto Ilustrasi shutterstock
A
A
A

BMKG Pasang 15 Unit Intensity Meter di 15 Titik di Kota Bengkulu

 

Alat digitizer pada Intensity Meter yang terpasang di Kota Bengkulu, sampai Dadang, juga akan langsung masuk ke server BMKG Pusat dalam hitungan menit. Selain itu, laporan alat digitizer pada Intensity Meter yang terkoneksi tersebut nantinya akan terlihat tingkat guncangan gempa yang terjadi di Bengkulu.

Sehingga, kata Dadang, peta tingkat guncangan shakemap secara otomatis akan masuk selama 20 menit. Di mana peta itu, jelas Dadang, akan melihat kerusakan dampak gempa parah. Dari peta itu BMKG akan menyampaikan ke BNPB, BPBD Provinsi, BPBD kabupaten dan kota tingkat kerusakan terparah di daerah yang terdampak gempa.

''Tujuannya agar di respon cepat BNPB, BPBD provinsi, kabupaten dan kota daerah yang terdampak gempa. Peta kerusakan itu kalau berat akan berwarna merah, jika berwarna kuning rusak ringan, warna jingga rusak sedang,'' jelas Dadang.

''Dengan adanya peta tersebut maka dari BPBD bisa mengambil keputusan cepat untuk mengambil tindakan,'' sambung Dadang.

sd

Intensity Meter, sampai Dadang, tidak hanya mencatat getaran gempa yang terjadi di daerah di Bengkulu. Namun, getaran gempa yang berlokasi atau berpusat di Aceh, Padang Sumatera Barat hingga Lampung pun bisa terdeteksi oleh alat intensity meter yang terpadang di 15 titik di Kota Bengkulu.

''Hanya saja tingkat guncangan gempa yang berlokasi di provinsi lainnya skala MMI yang dirasakan di Bengkulu tidak begitu terasa atau besar. Tapi, intensity meter tetap merekam dan mencatat,'' ujar Dadang.

Pemasangan alat intensity meter, lanjut Dadang, tidak hanya di Kota Bengkulu. Pemasangan juga di lakukan di sejumlah provinsi di Indonesia, yang dilihat dari populasi pendudduk, kota besar serta tingkat kerawanan gempa di daerah tersebut.

''Intensity meter bantuan dari pemerintah Jepang. Bantuan Intensity Meter yang diberikan sebanyak 200 unit termasuk di Kota Bengkulu, Bengkulu,'' sampai Dadang.

 

BMKG Pasang 200 Unit Intensity Meter di 17 Daerah di Indonesia

Daerah-daerah yang mendapatkan bantuan alat tersebut, sampai Dadang, Kota Bengkulu sebanyak 15 unit, Mataram sebanyak 10 unit, Jakarta sebanyak 40 unit, Semarang sebanyak 10 unit, Bandung sebanyak 15 unit, Surabaya sebanyak 15 unit, Yogyakarta sebanyak 10 unit.

Lalu, Denpasar sebanyak 10 unit, Padang Sumatera Barat sebanyak 15 unit, Kupang sebanyak 10 unit, Manado sebanyak 15 unit, Palu sebanyak 10 unit, Bogor sebanyak 5 unit, Depok 5 unit, Bekasi 5 unit, Tangerang Kota sebanyak 5 unit dan Tangerang Selatan sebanyak 5 unit.

Saat ini, sambung Dadang, intersity meter sudah mulai dipasang di sejumlah daerah. Seperti, di Jakarta, Mataram, Bengkulu, Yogyakarta, Palu, Denpasar, Surabaya, Depok dan Bekasi. Pemasangan alat tersebut juga adanya kerja sama dengan pemerintah daerah setiap provinsi dan kabupaten/kota.

Khusus pemasangan intersity meter di Kota Bengkulu, jelas Dadang, terdapat di 15 titik. Di mana pemasangan itu terdapat di sarana pendidikan, kesehatan dan kantor pemerintah di Kota Bengkulu. Seperti, di SMP Negeri 1 Kota Bengkulu, SMP N 4 Kota Bengkulu, SD N 11 Kota Bengkulu, Puskesmas Beringin Raya Bengkulu, Puskesmas Betungan, Kantor Wali Kota Bengkulu.

Kemudian, kantor camat Ratu Samban, kantor camat Sungai Serut, kantor camat Kampung Melayu, SMA N 6 Bengkulu Tengah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, kantor kelurahan kandang Limun, BPBD Provinsi Bengkulu, RSUD kota Bengkulu dan kelurahan Sumber Jaya.

''Kedepannya kita akan ajukan ke APBN 2019. Tahun ini diajukan sebanyak 100 unit intersity meter,'' pungkasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement