Salah satu tersangka Rohingya yang berusia 20 tahun, mengatakan kepada polisi bahwa dia adalah pendukung Pasukan Keselamatan Arakan Rohingya (ARSA), sebuah kelompok pemberontak yang ddisebut berada di belakang sejumlah pembunuhan dan serangan di negara bagian Rakhine Myanmar.
Pria itu memiliki kartu identifikasi UNHCR yang dikeluarkan oleh badan pengungsi AS.
Polisi juga menyita pistol dan enam bahan peledak rakitan saat penangkapan.
Rohingya telah bertahun-tahun melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar, yang menyangkal kewarganegaraan karena mereka dipandang sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Mereka sering tiba di pantai Asia Tenggara dengan perahu untuk mencari suaka.
Lebih dari 90.000 Rohingya terdaftar di PBB di Malaysia, tetapi LSM memperkirakan sebanyak 200.000 Rohingya tinggal di negara tersebut.
(Rachmat Fahzry)