TEHERAN - Iran bersedia untuk melakukan negosiasi program nuklir tapi menekankan negosiasi bukan untuk menyerah.
Hal itu disampaikan Presiden Iran Hassan Rouhani pada Rabu (23/7), tanpa menyebut rinci isi pembicaraan negosiasi.
Rouhani tampaknya mengacu kemungkinan negosiasi dengan Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya menarik diri dari perjanjian nuklir penting tahun 2015 dengan Iran pada tahun lalu. Namun dia bersedia untuk mengadakan pembicaraan dengan Republik Islam itu.
Baca juga: Iran Tangkap 17 Agen Mata-Mata Amerika Serikat, Beberapa Telah Dihukum Mati
Baca juga: Trump Sebut Iran Ngibul Telah Tangkap 17 Agen CIA
"Selama saya memiliki tanggung jawab untuk tugas-tugas eksekutif negara ini, kami sepenuhnya siap untuk negosiasi yang adil, sah dan jujur untuk menyelesaikan masalah," kata Rouhani, menurut situs resminya mengutip Reuters, Kamis (24/7/2019).
"Tetapi pada saat yang sama kita tidak siap untuk duduk di meja penyerahan dengan nama negosiasi."

Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018. Sejak saat itu, AS telah kembali memberlakukan sanksi tegas terhadap Iran.
Pada bulan Mei, Iran meningkatkan produksi pengayaan uranium, yang bisa digunakan membuat bahan bakar reaktor sekaligus senjata nuklir.
Negara itu telah menimbun lebih banyak uranium yang diperkaya daripada yang diizinkan, berdasarkan kesepakatan.
Namun, Iran membantah dengan keras bahwa mereka berniat untuk membangun senjata nuklir.
(Rachmat Fahzry)