HONG KONG - Ratusan massa pro-demokrasi Hong Kong mengganggu layanan kereta api pada Selasa (30/7/2019) pagi, menyebabkan kekacauan layanan komuter.
Massa yang menentang Rancangan Undang-Undang RUU ekstradisi yang akan memungkinkan orang-orang di Hong Kong dikirim ke Cina daratan untuk diadili, kini telah berubah menjadi reaksi yang lebih luas terhadap pemerintah kota dan perwalikan China di Hong Kong.
Protes terjadi hampir setiap hari, mengganggu perekonomian, memberikan tekanan pada pemerintah Hong Kong karena telah mengerahkan kepolisian dengan menggunakan kekuatan yang dianggap berlebihan.
Sejumlah aktivis memblokir pintu komuter, agar layanan terganggu dan memaksa ratusan orang untuk keluar dari stasiun kereta api mencari transportasi alternatif.
"Kami tidak tahu berapa lama kami akan tinggal di sini, kami tidak memiliki pemimpin, karena dapat Anda lihat, sekarang adalah gerakan massa," kata Sharon, seorang pemrotes bertopeng berusia 21 tahun yang menolak memberikan nama lengkapnya. “Ini bukan niat kami untuk membuat orang tidak nyaman, tetapi kami harus membuat pihak berwenang mengerti mengapa kami protes. Kami akan melanjutkan ini selama dibutuhkan,” kata dia mengutip Reuters.