Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PBB Desak Penyelidikan Pelanggaran Polisi Hong Kong Atasi Pedemo

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Rabu, 14 Agustus 2019 |10:19 WIB
PBB Desak Penyelidikan Pelanggaran Polisi Hong Kong Atasi Pedemo
Komisioner Tinggi PBB urusan HAM Michelle Bachelet. Foto/Reuters
A
A
A

JENEWA - Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) mendesak adanya penyelidikan terhadap polisi Hong Kong yang telah menembakkan gas air mata kepada para pemrotes dengan cara-cara yang dilarang berdasarkan hukum internasional.

Komisioner Michelle Bachelet mengutip Reuters, Rabu (14/8/2019) mengatakan otoritas Hong Kong harus berdialog dengan para pedemo pro-demokrasi untuk memulihkan keamanan publik.

"Para petugas dapat terlihat menembakkan tabung gas air mata ke daerah-daerah yang ramai dan tertutup, dan secara langsung pada para pemrotes secara berulang kali, menciptakan risiko kematian atau cedera serius yang besar," kata Bachelet.

“Mendesak otoritas Hong Kong untuk bertindak, untuk memastikan bahwa hak-hak mereka yang mengekspresikan pandangan mereka secara damai dihormati dan dilindungi."

"Sambil memastikan bahwa tanggapan oleh petugas penegak hukum atas setiap kekerasan yang mungkin terjadi adalah proporsional," tuturnya.

Baca juga: Donald Trump Komentari Demo Hong Kong: Saya Harap Tidak Ada yang Terluka dan Tewas

Baca juga: Jurnalis Tanya Pemimpin Hong Kong Carrie Lam: Kapan Anda Mati?

Foto/Reuters

Juru bicaranya, Rupert Colville, mengakui bahwa pasukan keamanan Hong Kong berada dalam situasi yang sulit.

"Kami tidak mengatakan itu mudah, tetapi bagaimanapun mereka harus menghindari ekses, jika tidak mereka hanya dapat memperburuk situasi," katanya.

Colville mengatakan Bachelet telah berkomuniasi dengan pejabat Hong Kong dan China tentang situasi tersebut.

Ditanya tentang komentar China bahwa "kecambah terorisme" muncul di Hong Kong, ia berkata,

"Penggunaan retorika yang kuat dari jenis yang Anda sebutkan hanya dapat meningkatkan ketegangan dan membuat situasi yang sangat tidak stabil berubah menjadi lebih buruk. Perlu ada upaya tulus dari semua pihak menuju proses dialog. "

(Rachmat Fahzry)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement