Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Greta Thunberg: Sendirian Melawan Perubahan Iklim Kini Dapat Dukung dari Seluruh Dunia

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Sabtu, 21 September 2019 |15:02 WIB
Greta Thunberg: Sendirian Melawan Perubahan Iklim Kini Dapat Dukung dari Seluruh Dunia
Greta Thunber memulai aksi protes perubahan iklim pada 2018. (Foto/The Guardian)
A
A
A

PADA Agustus 2018, seorang siswa perempuan berusia 15 tahun duduk di luar parlemen Swedia. Ia bolos sekolah.

Greta Thunberg bolos untuk memulai gerakan perubahan iklim. Orang tuanya mencoba untuk mencegahnya. Teman sekelas menolak untuk bergabung. Dia duduk mengenakan jaket kuning dengan spanduk bertuliskan, Spanduk skolstrejk för klimatet (bolos sekolah demi perubahan iklim).

Setelah setahun berselang, Greta tidak lagi sendirian.

Protes dimulai di pulau-pulau Pasifik, Australia, Jepang, Asia Tenggara dan terus ke Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Amerika.

Kerumunan besar pada Jumat (20/9) membanjiri jalan-jalan di Manhattan, New York, meneriakkan "Selamatkan planet kita!" Sambil menunggu pidato Thunberg.

“Saat ini kita yang membuat perbedaan. Jika tidak ada orang lain yang mengambil tindakan, maka kita akan melakukannya,” kata Thunberg mengutip Reuters, (21/9/2019) kepada puluhan ribu orang yang berkumpul di sebuah taman.

Foto/CBS

Baca juga: Perubahan Iklim Memicu Krisis Pangan Dunia

Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Longsor Tinja Manusia Bisa Terjadi jika Gletser Gunung Denali Mencair

Kerumunan meneriakkan namanya, lalu diam mendegarkan Thunberg. Ketika dia berhenti di antara kalimat, orang-orang bertepuk tangan.

“Jika kamu termasuk dalam kelompok kecil orang yang merasa terancam oleh kami, maka kami punya kabar buruk untukmu. Karena ini baru permulaan. Perubahan akan terjadi apakah mereka suka atau tidak,” tuturnya.

Demonstran di Paris membawa lukisan Thunberg yang menggambarkannya sebagai Perawan Maria, dengan sebuah lingkaran cahaya di kepalanya yang tetulis, "Rumah kami terbakar."

"Dia seperti ikon generasi kami," kata Fiamma Cochrane (17) yang berunjuk rasa di New York, yang menyoroti peran kepemimpinan kaum muda dalam gerakan internasional untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.

Foto/Reuters

Laporan Reuters, ada empat juta orang berpartisipasi di seluruh dunia termasuk 300.000 di New York, kata panitia dengan kelompok bahan bakar anti-fosil 350.org.

Kekhawatiran meningkat sejak Presiden AS Donald Trump meninggalkan perjanjian Paris tentang perubahan iklim dan mengambil serangkaian langkah untuk membongkar perlindungan lingkungan, termasuk memblokir standar emisi kendaraan yang lebih ketat di California.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement