WASHINGTON – Perang nuklir antara India dan Pakistan dapat menewaskan 125 juta jiwa hanya dalam waktu sepekan dan berpotensi menyebabkan bencana iklim global. Perkiraan itu didapat dari studi yang dilakukan peneliti di Amerika Serikat (AS).
Sebuah studi oleh para peneliti dari University of Colorado Boulder dan Rutgers meneliti bagaimana konflik di masa depan yang bisa saja terjadi akan memiliki konsekuensi yang dapat berpengaruh di seluruh dunia. Penelitian itu dilakukan di tengah ketegangan yang terjadi antara India dan Pakistan belakangan ini, terutama setelah pencabutan status otonomi khusus Jammu dan Kashmir oleh Delhi.
BACA JUGA: Tegang dengan Pakistan Terkait Kashmir, India Isyaratkan Tembakan Senjata Nuklir
Menurut para peneliti, saat ini, India dan Pakistan masing-masing memiliki sekitar 150 hulu ledak nuklir yang jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 200 pada 2025.
"Perang India-Pakistan dapat menggandakan angka kematian normal di dunia," kata Brian Toon, seorang profesor di University of Colorado Boulder sebagaimana dilansir OneIndia, Kamis (3/10/2019).
"Ini adalah perang yang tidak memiliki preseden dalam pengalaman manusia," kata Toon. "Perang semacam itu tidak hanya akan mengancam lokasi di mana bom bisa menyasar, tetapi juga seluruh dunia," kata rekan penulis Alan Robock dari Universitas Rutgers-New Brunswick.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, melihat skenario perang yang mungkin terjadi antara India dan Pakistan pada 2025.
Penelitian itu mencatat bahwa meski kedua negara bertetangga itu telah beberapa kali berperang di Kashmir, pada 2025 India dan Pakistan bisa memiliki total gabungan 400 hingga 500 senjata nuklir.
"Mereka dengan cepat membangun gudang persenjataan mereka. Mereka memiliki populasi besar, sehingga banyak orang terancam oleh persenjataan ini, dan kemudian ada konflik yang belum terselesaikan atas Kashmir," kata Toon.
Para peneliti menemukan bahwa ledakan senjata nuklir dapat melepaskan 16 hingga 36 juta ton jelaga - partikel karbon hitam kecil dalam asap - yang dapat naik ke atmosfer bagian atas dan menyebar ke seluruh dunia dalam beberapa pekan. Jelaga itu akan menyerap radiasi matahari, dan memanaskan udara, meningkatkan kenaikan asap.
Dalam prosesnya, sinar matahari yang mencapai bumi akan turun 20 hingga 35 persen, menyebabkan permukaan planet menjadi lebih dingin 2 hingga 5 derajat Celcius. Curah hujan di seluruh dunia juga dapat berkurang 15 hingga 30 persen, yang dapat memiliki dampak regional yang lebih besar.