Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Demonstran Hong Kong Bergerak Setelah Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Demonstran Hong Kong Bergerak Setelah Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Polisi antihuru-hara mengangkat spanduk yang memperingatkan pengunjuk rasa tentang gas air mata selama protes antipemerintah di Hong Kong, 20 Oktober 2019. (Foto : Reuters)
A
A
A

HONG KONG - Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa. Para demonstran banyak yang mengenakan masker wajah terlarang dan berkumpul di distrik wisata yang terletak di depan Pelabuhan Kowloon, pada Minggu (27/10).

Aksi tersebut dilakukan untuk mengecam kebrutalan polisi yang dirasakan demonstran selama berbulan-bulan kerusuhan.

Polisi anti huru-hara datang lebih awal, memperingatkan para pengunjuk rasa untuk meninggalkan distrik wisata Tsim Sha Tsui, di seberang Peninsula Hotel era kolonial Inggris. Para polisi membentuk barikade dan memblokir lalu lintas di arteri utama Nathan Road.

Jumlah pengunjuk rasa meningkat dari menit ke menit. Namun, banyak yang melarikan diri setelah gas air mata dan semprotan merica ditembakkan.

Polisi menahan beberapa pengunjuk rasa ketika mereka berkumpul, banyak yang meneriakkan kata-kata kotor sementara polisi menggunakan pengeras suara untuk memperingatkan yang lain. Kerumunan di tepi pantai sebagian besar telah bubar setelah beberapa jam dan beberapa menuju utara ke Nathan Road, di mana banyak toko-toko merek mewah telah tutup.

Polisi berdiri di sana dengan membawa tongkat, di tengah bentrokan kecil dengan pengunjuk rasa.

Seruan para pengunjuk rasa juga untuk melindungi "muslim, jurnalis, dan rakyat".

Sebuah meriam air polisi menembakkan semburan air berwarna biru ke sekelompok kecil orang di luar sebuah masjid selama protes di Tsim Sha Tsui, Minggu lalu, menuai kritik dari beberapa komunitas muslim.

Billy (26), seorang salesman, yang tidak ingin menyebutkan nama lengkapnya, mengatakan dia datang pada hari Minggu karena dia marah pada penyemprotan masjid.

"Orang-orang Hong Kong, terlepas dari agama kami ... kami datang ke sini untuk mengatakan tidak kepada pemerintah totaliter kami," katanya kepada Reuters, melansir VOA Indonesia, Minggu (27/10/2019).

Ia menambahkan ingin memprotes secara damai. "Saya memiliki sedikit ketakutan karena polisi kita terkadang mereka tidak terkendali dan mereka mengancam keselamatan rakyat kita," katanya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement