RUU itu kini dibawa ke Presiden Donald Trump yang belum mengatakan apakah akan menandatangani, meskipun dukungan kuat terhadap RUU itu mungkin akan mempengaruhi keputusan Trump.
RUU itu berpotensi menimbulkan konflik di antara dua negara adidaya ekonomi dan bisa merusak kesepakatan perdagangan besar yang telah dirundingkan selama berbulan-bulan.
China mengungkapkan kemarahannya pada Rabu 20 November 2019 pagi setelah RUU itu disetujui di Senat dengan suara bulat.
China memperingatkan akan ada "balasan yang kuat" jika RUU itu menjadi undang-undang, dan memanggil penjabat kuasa usaha Amerika untuk China, William Klein, untuk menyampaikan protes.
(Rachmat Fahzry)