Unjuk rasa terus terjadi
Walau tidak terjadi lagi demonstrasi yang berakhir kisruh dalam beberapa waktu terakhir, pengunjuk rasa belum berhenti menggelar pertemuan para penolak pemerintah China.
Rabu lalu misalnya, ratusan orang berkumpul di depan pusat tahanan yang dihuni banyak demonstran--mayoritas dari mereka adalah pelajar.

Para demonstran itu datang membawa makanan dan surat, dua barang yang diperbolehkan diterima tahanan.
Mereka berkata, itulah cara mereka merayakan imlek, yaitu dengan orang-orang yang ditahan akibat unjuk rasa sehingga tak bisa mudik atau berkumpul dengan keluarga.
Chi-kuen berdiri di depat pusat tahanan itu. Salah satu kawannya sudah ditahan lebih dari sebulan.
"Kami ingin saudara-sadara kami tahu bahwa walau mereka tidak bisa keluar merayakan tahun baru, kami datang ke sini untuk mereka," ujarnya.
"Pemerintah ingin kami percaa bahwa segala sesuatu sudah normal. Itu adalah sebuah kebohongan."
Salam imlek yang terinspirasi gerakan demo
Dalam tradisi China, banyak keluarga mendekorasi rumah mereka dengan tulisan-tulisan kaligrafi Mandarin di atas kertas merah.
Kertas-kertas itu biasanya berisi harapan terhadap satu sama lain, terutama tentang kesehatan dan kesuksesan pada tahun yang baru.
Namun pada imlek kali ini, banyak penyokong gerakan prodemokrasi memilih mendekorasi rumah mereka dengan slogan-slogan berbeda dan dalam bahasa Inggris.

Mereka berharap pemerintah Hong Kong setuju memberi amnesti kepada pengunjuk rasa yang kini ditahan. Ada pula harapan atas penyelidikan independen terhadap dugaan brutalitas kepolisian.
Banyak orang di Hong Kong berharap kampung halaman mereka ini bisa kembali normal. Namun para demonstran belum akan berhenti bergerak. Situasi ini mungkin akan terus terjadi hingga beberapa waktu ke depan.
Reportase oleh dua wartawan BBC China, Jeff Li dan Fan Wang
(Erha Aprili Ramadhoni)