PEKALONGAN – Ratusan warga Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, masih bertahan di masjid maupun musala untuk karena rumahnya terendam banjir. Ketinggian air pada banjir ini bervariasi mulai dari 30 sentimeter hingga 1 meter. Banjir tersebut disebabkan hujan deras sehingga sungai yang berada di sekitar permukiman meluap.
Saat ini, para pengungsi masih mengeluhkan minimnya bantuan seperti alas tempat tidur, selimut, serta pakaian. Tak hanya itu, anak-anak dan lansia mulai terserang penyakit seperti demam, batuk, pilek, serta gatal-gatal.
Salah satu warga, Slamet, mengeluhkan banjir yang kerap menggenangi permukimannya saat hujan deras turun. Ia mengeluhkan Pemkor Pekalongan yang tak kunjung membangun banjir seperti yang dijanjikan. Slamet menganggap Pemkot lamban dalam menangani banjir.
Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, Saelany Machfud, mengatakan, berencana meminta bantuan pemerintah pusat untuk mengatasi banjir. Rencananya pemerintah akan membuat tanggul di sepanjang sungai agar tidak meluap ke perkampungan.
“Ini akan diintervensi dari kelanjutan pusat tanggul raksasa sehingga nanti tak ada air yang melimpas. ini sementara hanya ditumbuk-tumbuk warga sendiri mudah-mudahan akan bisa kita buatkan parapet secara permanen,” katanya mengutip tayangan iNews TV, Minggu (9/2/2020).
Di sejumlah titik banjir mulai surut. Namun, kondisi tersebut masih menyulitkan warga untuk beraktivitas.
Baca Juga : 2 Desa di Mandailing Natal Dilanda Banjir, Warga Terpaksa Mengungsi
(erh)