"Padahal saat itu saya sudah membangun usaha makanan. Sudah ramai, banyak pelanggannya. Omzet sudah besar, mungkin karena itu pula, saya merasa memiliki uang jadi ya buat beli sabu," tutur dia.
Usaha makanan yang dibangun dengan modal bongkar uang tabungan pun tumbang. Gerai yang buka sejak pagi hingga malam, tutup. Beberapa karyawan terpaksa dipulangkan dengan pesangon seadanya.
"Semuanya habis. Saya sudah tidak punya apa-apa. Beruntung istri masih kerja sehingga kebutuhan sehari-hari masih ketutup. Ini saya tak lagi kerja seperti dulu. Sudah beralih biar enggak komunikasi lagi dengan lingkungan narkoba seperti dulu," ungkapnya.
Pada peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Rangga meneguhkan hati untuk tak lagi tercebur di lembah hitam narkoba. Dia pun tak ingin anak-anaknya mengikuti jejak buruknya.
"Ya itu semua masa lalu. Kini sudah tidak lagi bersentuhan dengan barang-barang itu. Haram. Jadi narkobaer tibat," pungkas Rangga sambil terkekeh.
(Abu Sahma Pane)