"Kita harus mengatasi perbedaan kita... untuk kepentingan perjanjian strategis dan mendasar berkaitan dengan masalah eksistensial pendudukan," kata Al-Arouri.
Dia menambahkan bahwa meskipun kedua organisasi sering berselisih, mereka tidak berbeda "dalam menghadapi pendudukan Israel dan rencana Negara Zionis itu."
Namun, warga Palestina memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai persatuan kedua faksi yang saling bersaing itu. Beberapa menyambutnya dengan positif meski tidak optimis, ada yang menilai pengumuman itu tidak akan mengubah apa pun, sementara ada juga yang tidak mempercayai Fatah dan Hamas benar-benar berniat melakukan rekonsiliasi.
“Fatah dan Hamas tidak memiliki niat rekonsiliasi. Kami tidak mempercayai mereka. Kita harus menghadapi kenyataan apa adanya,” kata Ghadeer Akram, seorang warga di Gaza.
Kedua kelompok telah gagal mencapai rekonsiliasi selama 13 tahun sejak perpecahan politik, bahkan setelah menandatangani lebih dari satu perjanjian untuk tujuan ini, yang terakhir adalah di Kairo, pada 2017.
(Rahman Asmardika)