JAKARTA - Wilayah Indonesia sedang menghadapi fenomena La Nina. Dimana fenomena tersebut berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi, khususnya banjir dan longsor.
Atas adanya fenomena itu, Palang Merah Indonesia (PMI) sudah menyiapkan beberapa kesiapsiagaan dalam menghadapi fenomena La Nina di Indonesia. Sekertaris Jenderal (Sekjen) PMI, Sudirman Said mengatakan, dalam menghadapi bencana efek dari La Nina, pihaknya telah mempersiapkan beberapa langkah.
Salah satunya adalah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ini diperlukan agar PMI mengetahui apa saja yang perlu dikerjakan imbas bencana alam dari La Nina.
“Berkoordinasi dengan pihak BMKG, BNPB melalui disebut sebagai signature, insafe dan inarisk. Ini adalah satu software yang dengan prediksi apakah cuaca atau curah hujan kini kita bisa perkirakan, kemana bencana akan terjadi kemudian dititik itu kita akan antisipasi dan apa yang akan dikerjakan,” ujar Sudirman dalam konfrensi pers secara daring di Jakarta, Rabu (21/10/2020).

Sudirman menekankan, bencana alam akibat La Nina adalah sebuah situasi yang sangat amat tidak diharapkan seluruh masyarakat. Namun saat ini yang diperlukan adalah bagaimana antisipasi jika efek dari La Nina terjadi di Indonesia.
“Nah aksi dini terus dilakukan, sebagian sudah bergerak. PMI bersama stakholder melakukan tindakan dan mulai menggerakan satuan penanggulangan bencana (satgana) yang tersebar di seluruh kabupaten kota,” jelas Sudirman.