Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga di Kota Ini Punya Kebanggaan dengan Budaya "Rebahan"

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 14 November 2020 |08:59 WIB
Warga di Kota Ini Punya Kebanggaan dengan Budaya
Kota Plovdiv di Bulgaria terkenal dengan kebudayaan santai (Foto: Getty Image)
A
A
A

Di Sofia, banyak orang yang saya ajak bicara skeptis pada budaya aylyak. Mereka menganggapnya tidak lebih dari pencitraan kota kebudayaan dan pemasaran kekinian. Saya pun tidak yakin.

Jadi, saya naik bus dari Sofia ke Plovdiv, untuk menghabiskan beberapa hari di kota itu dan menjalankan aylyak sendiri.

Di Plovdiv, saya bertemu Svetoslava Mancheva, antropolog dan direktur ACEA Mediator, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk menghubungkan warga dan ruang kota.

Berasal dari Kardzhali di sisi barat daya Bulgaria, Svetoslava mengaku secara sadar mulai menjalankan aylyak. Dia tinggal di Plovdiv selama 10 tahun terakhir dan tidak berniat untuk pergi.

"Banyak orang tinggal di sini khusus untuk menjalankan aylyak," ujarnya.

Rekannya, Elitsa Kapusheva, memberi tahu saya bahwa dia dibesarkan di Plovdiv, tapi baru-baru ini kembali dari Berlin. Dia senang berada di kampung, Berlin bagus, tapi tidak ada aylyak.

Eropa

Dua anak bermain air di taman kota di Plovdiv, Juli 2015..

Mancheva menilai aylyak berakar pada sejarah panjang keanekaragaman budaya di Kota Plovdiv. Sejarawan Mary C Neuberger menggambarkan bagaimana Plovdiv menjadi pusat komersial yang berkembang pesat pada abad ke-19.

Dari semua kota di Kekaisaran Ottoman, Plovdiv adalah kota terbesar kedua setelah Istanbul. Kota ini merupakan rumah bagi orang Yahudi, Yunani, Bulgaria, Roma, Armenia, dan Slavia. Mereka berdesakan di jalan dan kafe, atau kedai kopi.

Mancheva berkata, aylyak adalah jawaban atas tantangan hidup berdampingan dengan orang asing. "Ini cara menemukan tempat Anda sendiri di kota," ujarnya.

"Bagi saya, dasar dari aylyak adalah komunikasi. Anda tidak perlu menyukai satu sama lain. Yang penting adalah keinginan untuk berbicara, keinginan untuk mengerti," kata dia.

Catatan sejarah mencatat, kedai kopi di Plovdiv pada abad ke-19 adalah tempat berbaur para perajin dan pedagang.

Penyair Bulgaria abad ke-19, Hristo Danov, tidak setuju pada kebiasaan orang-orang menghabiskan sepanjang hari di kafe.

Dia menulis, orang-orang pergi ke kafe untuk merokok, mengobrol, minum kopi, dan "tidak sabar menunggu matahari terbenam sehingga mereka bisa beralih ke minuman alkohol brendi plum".

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement