Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Orangtua Lalai Merokok dan Tertidur Picu Kebakaran dan Empat Anak Tewas

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 16 Desember 2020 |12:25 WIB
Orangtua Lalai Merokok dan Tertidur Picu Kebakaran dan Empat Anak Tewas
Foto: Daily Mail
A
A
A

INGGRIS - Empat anak berusia tiga sampai delapan tahun ditemukan meninggal dunia saat rumah mereka terbakar akibat orangtua yang merokok dan tertidur.

Riley Holt, 8, Keegan, 6, Tilly, 4, dan Olly, 3, diketahui meninggal ketika kebakaran terjadi di rumah mereka di Stafford, Staffordshire, pada Februari tahun lalu. Adik bungsu mereka, yang baru berusia dua tahun, selamat dari tragedi itu.

Saat penyelidikan berlangsung, diketahui Natalie Unitt dan Christopher Moulton merokok di tempat tidur malam itu. Rokok yang dibuang dianggap telah memicu api yang dahsyat.

Saat pemeriksaan bulan lalu, Unitt mengatakan dirinya menderita gangguan stres pasca-trauma dan tidak dapat mengingat apa yang dia lakukan setelah kebakaran terjadi.

Penyelidikan menemukan anak-anak itu meninggal karena asap dari api yang disebabkan oleh rokok yang tidak padam di tempat tidur di kamar tidur orang tua.

Namun pasangan suami istri ini membantah kobaran api dimulai di kamar tidur di rumah.

(Baca juga: Gunakan Anak 6 Tahun untuk Mencuri Jam Tangan Mewah Rp1,3 M, Orangtua Ini Dipenjara 26 Bulan)

Penyelidik kebakaran Leigh Richards menyimpulkan kobaran api disebabkan oleh kecerobohan rokok di kamar tidur. Saat sidang pengadilan di Stafford, kedua orangtua ini juga telah diperingatkan larangan merokok di dalam ruangan oleh pekerja sosial.

“Nyonya Unitt telah disarankan untuk tidak merokok di properti tetapi ada bukti substansial dari mereka terus melakukannya,” terang pemeriksa mayat Andrew Haigh.

Sang suami, Moulton mengatakan api berasal dari ketel uap. Namun hal itu dibantah oleh ahli pengadilan.

“Catatan penting ... di dalam relung tingkap (jendela) sebelah kiri ketika melihat dari dalam ruang tunggu, ada satu puntung rokok yang dibuang,” terangnya.

“'Menurut pendapat saya, hal itu tidak dimatikan dan dibiarkan terbakar sendiri. Ada bukti di dalam ruang tunggu sejumlah rokok yang berserakan di karpet di papan pinggir,” jelasnya.

Api melalap rumah berlantai dua itu tepat pukul 02.40 pagi pada 2 Februari tahun lalu.

Petugas mengatakan Moulton melompat dari jendela lantai pertama dengan anak bungsu mereka. Lalu Unitt melarikan diri melalui pintu depan.

Sementara itu, petugas pemadam kebakaran di Layanan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan West Midlands, Lee Richards, mengatakan tidak ada bukti terkait gangguan listrik atau gangguan pasokan gas yang memicu kebakaran.

Dia menilai pasangan suami istri tidak konsisten. “Api menurut saya berkembang di dalam kamar tidur. Saat api berkembang, ruangan itu menjadi flashover penuh, di mana semua yang ada di dalam ruangan terkena api,” terangnya.

Richards mengatakan penyelidikan menemukan banyak puntung rokok dibuag sembarangan di dalam dan di luar rumah.

Dia mengatakan ada lebih dari 100 puntung rokok ditemukan di luar pintu, di bawah jendela ruang tengah, jendela kamar tidur dan di dalam semak-semak taman.

Detektif Inspektur Alan Lyford, dari Kepolisian Staffordshire, yang memimpin penyelidikan, mengatakan kedua orang tua ini sebelumnya telah diberi nasihat tidak merokok di dalam alamat rumah oleh pekerja sosial.

Keduanya sempat ditangkap di awal karena dicurigai melakukan pembunuhan karena kelalaian berat setelah tragedi itu. Namun kedua dilepas karena jaksa mengatakan tidak ada tindakan lebih lanjut yang akan diambil terhadap mereka.

Terkait insiden ini, Stoke-on-Trent dan Staffordshire Safeguarding Children Board mengatakan tindakan layanan perawatan sosial telah gagal dan dan anak-anak menderita kerugian yang signifikan akibat pengabaian.

Penulis laporan Joanna Nicolas mengatakan tragedi itu menyoroti pengabaian memiliki dampak yang sama merusak pada anak seperti pelecehan fisik atau seksual. Dan dia menemukan kesamaan dengan beberapa tinjauan kasus serius lainnya di Staffordshire, ketik pengabaian jangka panjang belum dikelola dengan baik.

Keluarga ini pertama kali menjadi perhatian Dewan Wilayah Staffordshire pada 2017. Laporan itu mengatakan sSalah satu kekhawatiran terbesar tentang anak-anak itu adalah kurangnya kemampuan berbicara mereka. Para profesional menggambarkan rumah itu sunyi, meskipun ada lima anak di dalamnya.

Anak-anak juga mengalami tanda-tanda keterlambatan perkembangan, dan dirujuk untuk terapi bicara dan bahasa.

“Ada banyak bukti bahwa anak-anak tidak diberi stimulasi, pengawasan atau bimbingan yang cukup,” terang Nicolas. Staf penitipan anak juga prihatin setelah menemukan salah satu anak masih mengenakan popok dari hari kemarin.

Lebih dari 50 luka, tanda atau memar terlihat pada anak-anak tersebut selama periode 17 bulan. Orang tua mereka mengklaim salah satu memar itu terjadi karena mainan dan jatuh dari sofa.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement