Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Beroperasi 65 Tahun, Pesawat Mata-Mata Ini Terlalu Berharga Dipensiunkan

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 26 Desember 2020 |01:08 WIB
Beroperasi 65 Tahun, Pesawat Mata-Mata Ini Terlalu Berharga Dipensiunkan
Lockheed Martin
A
A
A

LOCKHEED U-2 merupakan pesawat mata-mata yang telah beroperasi selama 65 tahun. Saat ini, pesawat mata-mata tersebut masih bisa diandalkan untuk terbang dalam misi da lingkungan yang tak dapat dilakukan pesawat laut.

Dengan bentuk pesawat yang lebar, dua kali panjangnya, Lockheed U-2 adalah pesawat mata-mata paling khas milik Angkatan Udara Amerika Serikat.

Juga pesawat yang paling sulit diterbangkan. Karena alasan inilah ia diberi julukan "The Dragon Lady".

U-2 memiliki badan pesawat sepanjang 19m, dua aspek ketinggian, sayap yang berfungsi untuk meluncur alih-alih menyapu udara, dan mesin kuat yang dirancang untuk membuat pesawat terbang lebih tinggi dari 70.000 kaki (21km) - dan, yang terpenting, bertahan terbang di sana.

U-2 dirancang untuk beroperasi di ketinggian itu, sekaligus dengan kecepatan yang nyaris maksimal sepanjang misi, yang bisa bertahan hingga berjam-jam. Para pilot menyebut ketinggian jelajahnya sebagai "sudut peti mati".

Desain pesawat ini ramping, meski terkadang sulit dilihat. Kerap kali, U-2 tertutup oleh berbagai pod, antena yang mencuat, tonjolan misterius yang menyembunyikan sensor, radar, kamera, dan alat komunikasi apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan misi.

Peralatan sensor ini bisa dibongkar pasang ke pesawat, semudah membangun pesawat model. Ada mitos yang berkembang soal tonjolan-tonjolan ini, bahwa mereka berisi perangkat siluman - sebuah sinyal elektronik yang membuat U-2 tak terlacak oleh radar.

Pada ketinggian 70.000 kaki ke atas, "Dragon Lady" menguasai sebagian besar angkasa sendirian, keadaannya masih sama saat ini seperti 65 tahun lalu ketika U-2 pertama kali lepas landas.

Di ketinggian ini, peran pilot tak ubahnya astronaut ketimbang penerbang. Di dalam kokpit bertekanan udara U-2 yang seperti kepompong, pilot harus memakai pakaian dan helm khusus yang dilengkapi dengan oksigen 100%. Beberapa perlengkapan ini bahkan bisa ditemukan di pakaian antariksa yang digunakan saat ini.

Di udara, batas antara hidup dan mati sangat tipis. Pilot menghadapi bahaya hipoksia ( kekurangan oksigen) dan penyakit dekompresi yang disebabkan oleh ketinggian yang tak biasa.

Sama seperti pesawat lain, U-2 harus terbang cukup cepat sehingga pesawat tidak berhenti, dan tak terlalu cepat sehingga badan pesawat copot. Tantangan bagi pada pilot U-2, pada ketinggian 70.000 kaki, perbedaan antara dua kecepatan ini hanya beberapa mil per jam.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement