Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perjalanan Panjang Joe Biden Menuju Gedung Putih, 2 Kali Mencoba dan Dirundung Tragedi Keluarga

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 21 Januari 2021 |05:55 WIB
 Perjalanan Panjang Joe Biden Menuju Gedung Putih, 2 Kali Mencoba dan Dirundung Tragedi Keluarga
Presiden AS, Joe Biden (Foto : Reuters)
A
A
A

Karier politik yang panjang

Biden menjadi berita utama pada tahun 2012 dengan mengatakan bahwa ia "tak punya masalah" dengan pernikahan sesama jenis, komentar yang dianggap melemahkan presiden, yang saat itu belum memberikan dukungan penuh atas kebijakan tersebut.

Obama akhirnya melakukannya, hanya beberapa hari setelah Biden. Dua periode masa jabatan wapres yang diemban Biden bersama presiden kulit hitam pertama Amerika berawal dari karier politik yang panjang.

Perjalanannya di panggung politik berawal pada 1972 ketika ia terpilih menjadi senator dari Delaware.

Biden mencalonkan diri sebagai presiden pada 1988, tetapi mundur setelah ia mengaku menjiplak pidato pemimpin Partai Buruh Inggris, Neil Kinnock.

Karier politiknya yang panjang juga diwarnai oleh sejumlah kecaman akibat sikap yang ia ambil.

Di awal kariernya, Biden berpihak kepada kelompok segregasionis selatan, menentang keputusan pengadilan yang memerintahkan bus-bus sekolah yang harus menerapkan kebijakan integrasi rasial.

Sebagai ketua Komite Kehakiman Senat pada tahun 1991, Biden memimpin sidang untuk menetapkan hakim di Mahkamah Agung, Clarence Thomas. Biden dikritik dalam penanganan kasus ini, yakni kasus gugatan pelecehan seksual yang dituduhkan Anita Hill-seorang pengacara dan akademisi AS- kepada Clarence Thomas.

Biden juga merupakan pendukung kuat undang-undang pidana pada 1994 yang oleh kelompok kiri sekarang dikatakan mendorong vonis hukuman penjara yang lama dan dan penahanan massal. Catatan-catatan ini terkadang membuatnya tidak nyaman bagi Demokrat.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement