Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menelusuri Kehidupan Seks Kaum Neanderthal, Apakah Manusia Purba Berciuman?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 26 Januari 2021 |00:36 WIB
Menelusuri Kehidupan Seks Kaum Neanderthal, Apakah Manusia Purba Berciuman?
Rekonstruksi wajah perempuan Neanderthal (Foto: Getty Images)
A
A
A

Dan transfer DNA ini juga terjadi sebaliknya. Pada 2016, para ilmuwan menemukan bahwa Neanderthal dari pegunungan Altai di Siberia mungkin telah berbagi 1-7% genetika mereka dengan nenek moyang manusia modern awal, yang hidup sekitar 100.000 tahun yang lalu.

Yang terpenting, meskipun kita semua mengira sudah kehilangan jejak detil hubungan intim manusia pada zaman prasejarah, namun masih ditemukan adanya petunjuk tentang bagaimana keadaan mereka saat itu. Dan inilah semua yang akan Anda ketahui tentang episode menarik dalam sejarah manusia.

Berciuman

Pada 2017, Laura Weyrich — antropolog dari Universitas Pennsylvania — menemukan bekas manusia prasejarah yang sangat samar pada gigi berusia 48.000 tahun.

"Saya melihat mikroba purba sebagai cara untuk mempelajari lebih banyak tentang masa lalu, dan pengamatan pada gigi menjadi satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk merekonstruksi mikroorganisme yang hidup di dalam manusia purba," kata Weyrich.

Secara khusus dia sangat tertarik dengan apa yang dimakan Neanderthal dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan. Untuk mengetahuinya, dia mengurutkan DNA dari plak pada gigi yang ditemukan di tiga gua berbeda.

Dua dari 13 sampel Neanderthal ditemukan di situs El Sidrón di barat laut Spanyol.

Di situs tersebut telah ditemukan banyak hal yang mengejutkan. Banyak dari individu-individu ini menderita kelainan bawaan, seperti tempurung lutut dan tulang belakang yang berbentuk janggal, dan gigi bayi yang tetap ada meskipun sudah melampaui masa kanak-kanak.

Kelompok tersebut diduga merupakan campuran dari kerabat dekat, yang mempunyai kumpulan gen resesif akibat sejarah panjang perkawinan sedarah.

Akhir dari keluarga ini menyedihkan — pada tulang mereka didapati tanda-tanda bahwa mereka korban kanibalisme. Mereka diperkirakan termasuk di antara Neanderthal terakhir yang berjalan di bumi.

Yang mengejutkan bagi Weyrich, salah satu gigi di El Sidrón mengandung tanda genetik dari mikro organisme menyerupai bakteri Methanobrevibacter oralis, yang masih ditemukan di mulut kita hingga hari ini.

Dengan membandingkan versi Neanderthal dengan versi manusia modern, dia dapat memperkirakan bahwa keduanya telah terpisah sekitar 120.000 tahun yang lalu.

Jika Neanderthal dan manusia masa kini selalu punya bakteri yang sama di dalam mulut, diperkirakan ini terjadi jauh lebih awal — setidaknya 450.000 tahun yang lalu, ketika dua subspesies mengambil jalur yang berbeda. "Artinya, mikroorganisme telah berpindah sejak saat itu." kata Weyrich.

Tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti bagaimana ini terjadi, tetapi ini bisa dikaitkan dengan hal lain yang terjadi 120.000 tahun yang lalu. "Bagi saya, yang menarik adalah ini merupakan salah satu penemuan awal kami saat mendeskripsikan kawin silang antara manusia dan Neanderthal," kata Weyrich.

"Jadi, sungguh luar biasa melihat mikroba yang turut serta dalam interaksi tersebut." Weyrich menjelaskan bahwa cara yang paling memungkinkan terjadinya transfer mikroba tersebut, adalah melalui berciuman.

"Saat Anda mencium seseorang, mikroba mulut akan bertukar di antara mulut," katanya.

"Ini bisa saja terjadi satu kali tetapi kemudian entah bagaimana menyebar. Tapi itu juga bisa terjadi secara berkala."

Cara lain untuk mentransfer mikroba mulut adalah dengan berbagi makanan. Dan meskipun tidak ada bukti langsung bahwa Neanderthal menyiapkan makanan untuk manusia modern awal, namun berbagi makanan bersama secara romantis bisa menjadi sumber alternatif perpindahan Methanobrevibacter oralis (M. oralis).

Bagi Weyrich, penemuan ini menarik karena ini menunjukkan bahwa interaksi kita dengan jenis manusia lain dahulu kala telah membentuk komunitas mikroorganisme yang masih kita bawa hingga saat ini.

Ini menimbulkan pertanyaan bagi Weyrich: "Apakah mikrobioma kita bekerja dengan benar karena kita mengambil mikro organisme dari Neanderthal?"

Misalnya, meskipun M. oralis cenderung dikaitkan dengan penyakit gusi pada manusia modern, Weyrich mengatakan bahwa M. oralis telah ditemukan pada banyak individu prasejarah yang memiliki gigi yang sangat sehat.

Di masa depan, dia membayangkan menggunakan wawasan yang diperoleh dari plak gigi kuno untuk merekonstruksi mikrobioma mulut yang lebih sehat bagi orang-orang yang hidup di dunia modern.

Neanderthal laki-laki atau perempuan

Sulit untuk mengatakan dengan pasti apakah Neanderthal perempuan yang banyak berpasangan dengan laki-laki manusia modern awal, atau sebaliknya — tetapi ada beberapa petunjuk.

Pada 2008, para arkeolog menemukan tulang jari yang patah dan satu gigi geraham di Gua Denisova di Pegunungan Altai Rusia, tempat sub spesies baru manusia terungkap.

Selama bertahun-tahun, "Denisovan" diketahui hanya dari segelintir sampel yang telah digali di situs ini, bersama dengan DNA mereka. Dari temuan itu para ilmuwan menemukan bahwa warisan mereka berlanjut hingga hari ini dalam genom orang-orang Asia Timur dan keturunan Melanesia.

Denisovan jauh lebih dekat hubungannya dengan Neanderthal daripada manusia masa kini; kedua sub spesies tersebut mungkin memiliki wilayah jelajah yang tumpang tindih di Asia selama ratusan ribu tahun.

Ini menjadi sangat jelas pada 2018, melalui penemuan pecahan tulang milik seorang gadis muda — dijuluki Denny — yang memiliki ibu Neanderthal dan ayah Denisovan.

Akibatnya, masuk akal jika kromosom seks pria Neanderthal terlihat mirip dengan Denisovan.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement