Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

"Kampanye Mobil Mogok" Puluhan Kendaraan Blokir Jalan-Jalan di Yangon, Myanmar

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 17 Februari 2021 |17:53 WIB
Pengunjuk rasa menggunakan kendaraan mereka untuk membarikade jalanan sebagai bentuk protes terhadap kudeta militer, Yangon, Myanmar, 17 Februari 2021. (Foto: Reuters)
A
A
A

YANGON - Puluhan kendaraan pada Rabu (17/2/2021) memblokir jalan-jalan utama di kota utama Myanmar, Yangon, yang merupakan taktik baru yang digunakan pengunjuk rasa anti-kudeta. Ini terjadi di saat puluhan ribu orang berkumpul di pusat kota untuk apa yang diharapkan penyelenggara sebagai protes terbesar.

Pelapor khusus PBB untuk Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, telah memperingatkan potensi kekerasan di negara Asia Tenggara itu seiring semakin besarnya protes yang telah berjalan lebih dari sepekan. Demonstran menuntut pembebasan pemimpin terpilih mereka, Aung San Suu Kyi, yang ditahan oleh militer bersama dengan pemimpin lainnya sejak kudeta 1 Februari.

BACA JUGA: Dakwaan Baru Terhadap Aung San Suu Kyi

Protes hari ini, yang hampir melumpuhkan lalu lintas di pusat kota Yangon, terjadi hanya sehari setelah Suu Kyi dijatuhi tuntutan pidana kedua.

Militer Myanmar pada Selasa (16/2/2021) mengulangi janjinya untuk mengadakan pemilihan baru dan melepaskan kekuasaan, namun banyak pengunjuk rasa tetap skeptis, demikian diwartakan BBC.

Kampanye di media sosial yang menyerukan pengunjuk rasa untuk sengaja memblokir jalan mulai mendapatkan banyak pengikut pada Rabu pagi. Kampanye ini bertujuan menghentikan pegawai negeri pergi bekerja dan menghalangi pergerakan pasukan keamanan.

BACA JUGA: Berkunjung ke Brunei, Menlu RI Bahas Upaya Penyelesaian Situasi di Myanmar

Dijuluki "Hari Pemblokiran Jalan", kampanye itu memunculkan banyak posting di media sosial dari orang-orang yang menunjukkan kendaraan mereka diparkir di tengah jalan utama di Yangon dengan kap terbuka, membuat jalan-jalan tak dapat dilewati.

Namun, seorang aktivis mengkritik kampanye ini, mengatakan hal itu menahan pengunjuk rasa yang menuju ke pusat kota.

"Hentikan 'mobil yang rusak' dan bantu para pengunjuk rasa mencapai Sule secepat mungkin," kata aktivis Maung Saung Kha menurut laporan Reuters. Sule adalah lokasi berkumpulnya para demonstran di pusat kota Yangon.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement