Serangan itu adalah yang ketiga dalam seminggu yang menargetkan instalasi diplomatik, militer atau komersial Barat di Irak setelah berbulan-bulan relatif tenang.
Kemarin, setidaknya delapan roket Katyusha mendarat di zona Hijau dalam serangan yang menargetkan kedutaan AS, menyebabkan beberapa kerusakan kecil di kompleks tersebut.
Militer Irak mengatakan 'kelompok penjahat' menembakkan delapan roket. Sebagian besar rudal menghantam kompleks perumahan dan pos pemeriksaan keamanan di dalam zona itu, merusak gedung dan mobil serta melukai seorang tentara Irak.
Sirene menggelegar dari kompleks kedutaan di dalam zona itu, yang menampung gedung-gedung pemerintah dan misi asing.
Dalam pernyataan berikutnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan setidaknya ada satu korban sipil Irak dan berharap mereka yang terluka segera pulih.
Seminggu lalu, serangan roket ke pangkalan AS di Irak oleh kelompok yang diyakini memiliki hubungan dengan Iran telah melukai beberapa orang Amerika dan menewaskan seorang kontraktor asing.
Lebih dari selusin roket 107mm ditembakkan ke kompleks militer di bandara Erbil yang menampung pasukan yang dikerahkan sebagai bagian dari aliansi internasional yang memerangi ISIS sejak 2014.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia 'marah' dan berjanji untuk 'meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab' tanpa memberikan rincian tentang orang Amerika yang terluka.
Pengeboman itu diklaim oleh kelompok bayangan yang menamakan dirinya 'Penjaga Darah,' yang diyakini pasukan AS adalah salah satu dari banyak kelompok yang bermunculan di Irak sebagai front faksi pro-Iran.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan Irak bisa lepas kendali menyusul serangan pertama terhadap pasukan Barat dalam hampir dua bulan.
(Susi Susanti)