SPANYOL - Dua saudara perempuan Raja Spanyol Felipe VI yang divaksinasi Covid-19 selama perjalanan ke Abu Dhabi bulan lalu telah memicu reaksi keras dari kalangan politik.
Laporan media mengungkapkan Putri Elena, 57, dan Putri Cristina, 55, mendapat suntikan vaksin Covid-19 saat mengunjungi ayah mereka, mantan Raja, Juan Carlos, yang meninggalkan negara itu pada tahun 2020 di tengah skandal yang memuncak.
Kedua putri, yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin di bawah aturan peluncuran vaksin Covid-19 Spanyol, membela dan menjelaskan keputusan mereka pada Rabu (3/3).
“Saya dan saudara perempuan saya pergi mengunjungi ayah saya dan untuk mendapatkan sertifikat medis yang memungkinkan kami untuk terus mengunjunginya secara teratur, kami ditawari kesempatan untuk divaksinasi, yang kami terima," kata mereka dalam sebuah pernyataan. ke El Mundo pada Rabu (3/3).
“Jika bukan karena keadaan ini, kami akan menunggu giliran kami untuk mendapatkan vaksinasi di Spanyol," tambah mereka.
Diketahui, sang ayah Juan Carlos telah hidup dalam pengasingan diri di Uni Emirat Arab (UEA) sejak Agustus tahun lalu.
Meskipun sang ayah membantah melakukan kesalahan terkait tuduhan korupsi yang meningkat, kepergiannya meningkatkan perdebatan dan pengawasan tentang keluarga kerajaan.
Keputusan vaksinasi Covid-19 dua putri ini mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan politik. Menteri Kesetaraan Irene Montero termasuk di antara politisi yang mengkritik para putri setelah informasi itu pertama kali dilaporkan oleh situs berita online El Confidencial.
(Baca juga: Tabrak 10 Orang hingga Tewas, Pria Ini Didakwa 26 Tuduhan)
"Vaksinasi para putri adalah lebih banyak berita yang berkontribusi mendiskreditkan monarki. Bagi publik, ini merupakan perlakuan istimewa dan hak istimewa," kata Menteri kepada jaringan TVE publik.
Menteri Tenaga Kerja Yolanda Diaz menggambarkan masalah itu sebagai "sangat tidak menyenangkan, sangat jelek".
"Kami, orang-orang yang melakukan semacam representasi, harus memimpin dengan memberi contoh," terangnya.
Sementara itu, sumber istana kerajaan menolak mengomentari laporan tersebut kepada Reuters dengan alasan jika para putri itu tidak secara resmi menjadi bagian dari kerajaan.
Skandal serupa mengguncang negara itu pada Januari lalu, ketika beberapa tokoh senior termasuk panglima militer negara itu mengundurkan diri setelah dituduh “melompat” dalam antrian pembagian vaksin Covid-19.
Diketahui, Spanyol baru memberikan sekitar 4 juta vaksin Covid-19 sejauh ini, yang memprioritaskan kelompok berusia lebih dari 80 tahun-an dan pekerja penting.
(Susi Susanti)