Melihat keadaan tentara Mesir yang kekurangan obat dan makanan, Uni Soviet mengancam akan melakukan tindakan apa pun demi menyelamatkan mereka. Mengingat hal tersebut akan semakin memperluas konflik dan menyebabkan tentara mereka terseret akibat tindakan Soviet, militer AS langsung bersiap untuk menghadapi tentara Soviet.
Mendengar AS bersiap, Soviet akhirnya mengurungkan niat mereka untuk menyelamatkan tentara Mesir di Gurun Sinai. Momen ini menjadi faktor yang semakin memperburuk hubungan AS dengan Soviet di era Perang Dingin.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pun akhirnya berhasil membuat Israel dan Mesir melakukan gencatan senjata. Walaupun Mesir dipandang gagal dalam Perang Yom Kippur, keberhasilan negara tersebut menggempur Israel di Semenanjung Sinai, membuat nama Presiden Mesir pada saat itu, Anwar Sadat, menjadi harum di Timur Tengah.
Sementara itu perang yang masih berkecamuk pascagencatan senjata antara Israel dan Mesir terbukti sulit untuk Suriah. Kekalahan Suriah di Perang Yom Kippur bahkan membuat negara tersebut semakin kehilangan wilayahnya di tangan Israel.
Suriah melihat kekalahan itu disebabkan oleh Mesir. Bahkan pada 1979, Suriah meminta Mesir untuk dikeluarkan dari Liga Arab. Selain itu, buntut dari Perang Yom Kippur adalah dibunuhnya Sadat pada 6 Oktober 1981 oleh seorang ekstremis, ketika Sadat tengah menghadiri peringatan Perang Yom Kippur di Kairo.
(Susi Susanti)