Tapi konsep lain telah muncul - konsep "rebahan" atau tang ping dalam bahasa Mandarin.
Tren ini mulai setelah sebuah pengguna di forum menyatakan bahwa meskipun dia menganggur selama dua tahun, dia tidak melihat rebahan sebagai sebuah masalah - sangat bertentangan dengan makna sukses di China.
Dia berpendapat, tak perlu mengikuti cita-cita masyarakat.
"Hanya dengan rebahan seseorang menjadi ukuran segala-galanya," tulisnya - dan kemudian konsep tentang "rebahan" lahir.
Gagasan di balik tang ping - tidak terlalu banyak bekerja, puas dengan pencapaian yang didapat, dan memberi waktu untuk bersantai - telah mendapat banyak pujian, dan menginspirasi sejumlah meme. Ini telah digambarkan sebagai sebuah gerakan spiritual.
Professor Xiang dari Oxford menyarankan bahwa tren ini menunjukkan keinginan generasi muda untuk "menyerah dari kompetisi tak bermakna" dan kebutuhan untuk memikirkan ulang model kesuksesan generasi sebelumnya.
Banyak pemuda China menyebarkan gagasan untuk keluar dari kompetisi mencapai suskes, tapi para ahli mengatakan ini akan sulit bagi konsep ini untuk diadapsi secara luas - karena pihak berwenang akan beranggapan ini bertentangan dengan nilai-nilai sosialis.
Dalam sebuah pidato 2018, Presiden China, Xi, mengatakan era baru "milik mereka yang bekerja keras", dan "kebahagiaan hanya bisa diraih dengan upaya yang besar."
Media milik pemerintah juga melawan konsep "rebahan". Dalam sebuah artikel yang dipublikasi di Guang Ming Daily, surat kabar khusus masalah budaya, penulis mengkritik budaya rebahan, karena mungkin berbahaya terhadap ekonomi negara dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam komentar lain dari Nanfang Daily, penulis menyebut tren rebahan sebagai "tidak adil dan memalukan".
Namun, Dr Xu menambahkan bahwa dia tidak melihat tren ini akan menghilang.
"Sayangnya, saya akan mengatakan lima atau 10 tahun mendatang, akan tetap seperti ini, karena tak ada evolusi teknologi besar dari segi industri, jadi tak ada bidang baru bagi mereka untuk mereka jelajahi dan kembangkan," tambah Xu.
"Hasilnya involusi akan terus berlanjut,” ujarnya.
Dia mengatakan, di Barat, generasi muda mungkin memilih untuk hidup di luar keramaian, atau hidup dengan gaya minimalis, tapi di China - tidak ada pilihan.
"Hanya ada satu jalan, satu gaya hidup yang disetujui yaitu pola pikir mendasar bahwa rebahan adalah masalah,” terangnya.
(Susi Susanti)