Sebelumnya pada Jumat, direktur pusat media pemerintah Afghanistan dibunuh oleh kelompok militan Taliban di ibu kota Kabul.
Dawa Khan Menpal ditembak mati saat meninggalkan masjid di mobilnya.
Taliban mengatakan dia "dihukum karena perbuatannya".
Negara-negara mitra pemerintah Afghanistan mengutuk pembunuhan itu dan menganggapnya sebagai tindakan mengejutkan dan pengecut.
Kuasa usaha AS untuk Afghanistan, Ross Wilson, mentweet bahwa dia "sedih dan muak" dengan pembunuhan itu.
"Pembunuhan ini merupakan penghinaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan berbicara bagi warga Afghanistan,” cuitnya.
Beberapa hari sebelumnya, serangan terhadap kediaman menteri pertahanan Afghanistan di Kabul menewaskan sedikitnya delapan orang.
Sang menteri, Bismillah Khan Mohammadi, tidak berada di rumah saat serangan tersebut.
Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat, para perwakilan menyuarakan keprihatinan atas pertumpahan darah yang terus berkembang di negeri itu.
Utusan Afghanistan, Ghulam Isaczai meminta Dewan Keamanan agar mengambil tindakan guna menekan Taliban supaya menghentikan serangannya dan mengambil bagian dalam pembicaraan damai.
"Adalah tanggung jawab kita bersama untuk menghentikan mereka menghancurkan Afghanistan dan mengancam komunitas dunia," katanya.
Sementara itu, ketua Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan mengatakan kepada BBC bahwa negara-negara di kawasan khususnya perlu memberi tahu Taliban bahwa upaya merebut kekuasaan melalui kekerasan itu berarti bahwa pemerintahan mereka tidak akan diakui.
(Susi Susanti)