Menurut Gause, tampaknya akan lebih sulit bagi Pyongyang untuk mendapatkan keringanan sanksi dari pemerintahan Biden – yang mereka harap bisa didapat sejak pemerintahan Trump – karena sekarang Washington harus menghadapi masalah di Afghanistan.
“Dampak (krisis di Afghanistan) adalah, kesediaan pemerintah Biden untuk berhubungan dengan Korea Utara dan membahas (pengurangan) sanksi saat ini mungkin akan berkurang daripada sebelumnya,” kata Gause.
Gause memperkirakan pemerintahan Biden akan dalam “mode lockdown, berusaha mencari cara untuk memajukan agenda-agenda kebijakan luar negerinya yang menjadi prioritas.” Ia menambahkan, “Saat ini mereka punya masalah lain yang lebih utama daripada Korea Utara.
Jenderal Purnawirawan AD AS James Thurman, komandan pasukan AS di Korea Selatan pada 2011 hingga 2013, mengatakan apa yang terjadi di Kabul adalah bukti pentingnya kesiapan militer menghadapi agresi Korea Utara.
“Saya yakin dengan (kekuatan) militer Korea Selatan, sangat yakin, karena pernah berlatih dengan mereka selama hampir tiga tahun,” ujarnya.
“Situasinya sangat berbeda. Tapi menurut saya, musuh-musuh kami jadi berani ketika mereka melihat kejadian seperti ini,” tambah Thurman, terkait jatuhnya Kabul.
Pandangan Korea Selatan
Kejatuhan Kabul yang mendadak menimbulkan kekhawatiran di antara penduduk Seoul, ibu kota Korea Selatan, memancing debat tentang keamanan nasional.
Kim Yo-whan mengatakan kepada VOA Korea bahwa ia khawatir kekacauan di Kabul bisa terulang di Korea Selatan, di mana ada kelompok-kelompok yang menginginkan pasukan AS hengkang.
“Taliban menguasai daerah-daerah penting begitu militer AS ditarik, dan itu sangat bisa terjadi di Korea Selatan,” kata Kim, yang punya bisnis kecil-kecilan. “(Keberadaan) pasukan Amerika di Korea Selatan adalah pertahanan terakhir terhadap demokrasi bebas,” di kawasan ini, tambahnya.
Namun, Yoon Sae-jung, seorang guru, tidak sependapat. Ia mengatakan pada VOA, “AS tidak akan dengan gampangnya keluar dari Korea Selatan” karena “Korea Selatan penting secara geopolitik” untuk melawan China.