Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

7 Fakta Mantan Penembak Jitu Bunuh 4 Orang, Mengaku Utusan Tuhan hingga Sakit Jiwa

Vanessa Nathania , Jurnalis-Selasa, 07 September 2021 |11:28 WIB
7 Fakta Mantan Penembak Jitu Bunuh 4 Orang, Mengaku Utusan Tuhan hingga Sakit Jiwa
Mantan penembak jitu tembak 4 orang (Foto: CNN)
A
A
A

FLORIDA - Bryan Riley mengaku mendapat pesan dari Tuhan untuk melakukan kejahatan pada Minggu (5/9) pagi di Lakeland, Florida. Dia tega menembak mati empat orang yang tidak dikenal. Termasuk bayi berusia 3 bulan- dan melukai korban berusia 11 tahun.

Berikut fakta pembunuhan sadis yang dulakukan mantan penembak jitu tersebut.

1. Utusan Tuhan

Berdasarkan surat pernyataan kriminal, Riley mengakui bahwa dia menembak beberapa orang dan menyatakan suara dari 'Tuhan' menyuruhnya melakukannya,

Dia mengatakan dirinya menembak bayi itu, karena dirinya ‘sakit’. “Saya ingin mengakui semua itu dan dikirim ke penjara,” terangnya.

Akibat perbuatannya, saat ini dia menghadapi empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama serta tuduhan percobaan pembunuhan, pembakaran, perampokan bersenjata, dan penembakan ke sebuah gedung.

(Baca juga: Mengaku Utusan Tuhan, Mantan Penembak Jitu Bunuh 4 Orang dan Lukai 1 Orang) 

2. Mantan penembak jitu Angkatan Laut

Pihak berwenang mengidentifikasikan tersangka sebagai Bryan Riley, 33, yang tinggal di Brandon, sekitar 45 menit dari lokasi kejadian. Tersangka diduga seorang mantan penembak jitu Angkatan Laut.

Tersangka dirawat karena luka-luka yang dideritanya selama penangkapannya dan saat diumumkan. Saat ini, dia berada dalam tahanan Kantor Sheriff Polk County.

"Tersangka bertugas empat tahun di Marinir dan diberhentikan dengan hormat, dan kemudian dia bertugas tiga tahun lagi", kata Judd.

"Dia dikerahkan ke Irak pada 2008 dan Afghanistan pada 2009-2010 sebagai penembak jitu,” lanjutnya.

(Baca juga: Kembangkan Senjata untuk Hadapi Korut, Korsel Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam Pertama)

3. Alami PTSD

Pacar tersangka mengatakan kepada pihak berwenang, bahwa dia telah didiagnosis dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan telah bertindak tidak menentu dalam seminggu terakhir.

"Kami tidak berurusan dengan penjahat tradisional di sini. Yang kami hadapi adalah seseorang yang jelas-jelas memiliki masalah kesehatan mental, setidaknya minggu lalu mengalami PTSD," terang Judd.

Judd mengatakan dalam sebuah wawancara dengan para petugas, tersangka menggambarkan dirinya sebagai seorang yang bertahan hidup - sebuah istilah yang umumnya mengacu pada seseorang yang secara proaktif mempersiapkan "dunia pasca-apokaliptik" - dan mengaku menggunakan metamfetamin.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement