Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Korut Tolak Seruan Korsel untuk Deklarasikan Akhir Perang Korea

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 24 September 2021 |15:18 WIB
Korut Tolak Seruan Korsel untuk Deklarasikan Akhir Perang Korea
Foto: Reuters.
A
A
A

SEOUL - Korea Utara telah menolak semua desakan Korea Selatan untuk bertemu dan membuat sebuah deklarasi mengakhiri Perang Korea 1950-53 sebagai cara untuk memulihkan perdamaian. Pyongyang menyebut langkah itu dapat digunakan sebagai “tabir asap” yang menutupi kebijakan bermusuhan Amerika Serikat (AS) terhadap Korea Utara.

Dalam pidato di Majelis Umum PBB awal pekan ini, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengulangi seruannya untuk deklarasi akhir perang yang menurutnya dapat membantu mencapai denuklirisasi dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea.

BACA JUGA: Korut Pamerkan Pasukan Berbaju Hazmat pada Parade HUT Ke-73, Tak Ada Rudal

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Thae Song menolak seruan Moon itu, menyebutnya sebagai langkah prematur selama kebijakan AS tidak berubah.

"Harus dipahami dengan jelas bahwa deklarasi penghentian perang sama sekali tidak membantu menstabilkan situasi Semenanjung Korea saat ini," kata Song dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah sebagaimana dilansir Associated Press.

"Tapi bisa disalahgunakan sebagai tabir asap yang menutupi kebijakan bermusuhan AS."

Dia mengatakan senjata dan pasukan Amerika yang dikerahkan di Korea Selatan dan sekitarnya dan latihan militer reguler AS di kawasan itu "semuanya mengarah pada kebijakan permusuhan AS terhadap (Korea Utara) yang semakin kejam dari hari ke hari."

BACA JUGA: IAEA: Korut Mulai Jalankan Kembali Reaktor Nuklirnya

Korea Utara juga telah lama menggambarkan sanksi ekonomi yang dipimpin AS sebagai bukti permusuhan AS terhadap Korea Utara.

Pada Jumat (24/9/2021) Kementerian Unifikasi Korea Selatan menanggapi pernyataan itu, mengatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan upayanya untuk mengadopsi deklarasi akhir perang dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara terkait.

Cha Duck Chul, juru bicara wakil kementerian, mengatakan bahwa menyatakan akhir perang akan menjadi "langkah yang sangat berarti" karena bisa menjadi titik awal untuk negosiasi perdamaian dan denuklirisasi di semenanjung.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement