Memakan waktu satu hari setelah miniatur terbentuk, dilakukan pemasangan sensor yang terbuat dari lampu senter serta alarm yang terbuat dari bekas jam beker. Cara kerja miniatur masjid ini mendeteksi terjadinya getaran dan guncangan. Kemudian, sensor akan bekerja, lampu akan berkedip, serta suara alarm akan berbunyi menandakan terjadinya gempa bumi.
Eko mengatakan, inspirasi ini didapatnya dikarenakan Indonesia merupakan daerah yang rawan terjadi bencana termasuk gempa bumi. Dari sinilah dia memiliki ide untuk membuat alat pendeteksi gempa yang tercipta dari limbah bekas.
Baca Juga: Gempa M5,3 Malang, Atap Ruang Kelas SMPN 1 Pasrujambe Lumajang Rusak
Sejauh ini miniatur masjid pendeteksi gempa bumi yang dibuatnya sudah diproduksi sebanyak empat buah untuk satu miniatur ini dihargai Rp200 ribu. Dia juga berharap temuannya ini dapat disempurnakan dan mendapat perhatian dari pemerintah agar bisa dijadikan sebagai alat pendeteksi dini gempa bumi.
(Arief Setyadi )