Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ilmuwan Catat Gempa Bumi Terdalam, 751 Km di Bawah Permukaan Bumi

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 10 November 2021 |14:10 WIB
Ilmuwan Catat Gempa Bumi Terdalam, 751 Km di Bawah Permukaan Bumi
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

ILMUWAN mengungkapkan telah mencatat gempa bumi pada kedalaman 751 kilometer (km) di bawah permukaan bumi. Ini merupakan gempa terdalam yang pernah tercatat, dengan getaran yang mengguncang zona yang dianggap tidak mungkin terjadi gempa.

Gempa ultra-dalam yang mengguncang Kepulauan Bonin (juga dikenal sebagai Ogasawara) terpencil di daratan Jepang pada tahun 2015, datang sebagai gempa susulan dari gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,9 di wilayah tersebut. Getaran tidak bisa dirasakan di permukaan dan peralatan sensitif diperlukan untuk mendeteksi sumber gempa.

BACA JUGA: Gempa M7,2 Jepang Sebabkan Tsunami, Warga: Guncangan yang Buruk dan Lama

Terjadi pada kedalaman 751 kilometer, guncangan terjadi di mantel bawah – zona di mana seismolog sebelumnya percaya bahwa gempa bumi tidak mungkin terjadi.

"Sejauh ini, ini adalah bukti terbaik untuk gempa bumi di mantel bawah," kata seorang ahli seismologi yang berspesialisasi gempa dalam kepada National Geographic.

Gempa tersebut pertama kali dilaporkan pada Juni di jurnal Geophysical Research Letters dan ditemukan oleh para peneliti menggunakan rangkaian stasiun seismik Hi-net canggih Tokyo. Konsensus di antara para ilmuwan masih perlu dibuat untuk mengonfirmasi kedalaman gempa.

BACA JUGA: Gempa M 8,2 Guncang Alaska, Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah AS

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan LiveScience pada Senin (8/11/2021), profesor geomaterial di University of Nevada, Las Vegas Pamela Burnley mengatakan bahwa di bawah tekanan dan suhu ekstrem yang ditemukan di mantel bumi yang lebih rendah dan kerak yang lebih dalam, batuan cenderung tidak pecah ketika terkena pelepasan energi yang tiba-tiba, tetapi membengkok saat terkena benturan. Namun, hal itu tidak selalu berperilaku sebagaimana mestinya,

Sebagian besar gempa bumi terjadi pada tingkat dangkal di kerak dan mantel atas, dalam kedalaman 100 kilometer. Mineral di kerak memiliki kapasitas yang lebih kecil untuk membengkok sebelum pecah karena sifatnya yang dingin dan rapuh, jelas Burnley sebagaimana dilansir RT.

Dia juga mengatakan mineral di kerak benua mungkin lebih dingin daripada batuan di sekitarnya, yang berarti mereka tidak berperilaku seperti yang diharapkan pada tekanan seperti itu.

Gempa dalam menimbulkan misteri bagi para ilmuwan, meskipun satu teori adalah bahwa batas antara mantel atas dan bawah mungkin tidak seperti yang diperkirakan para seismolog, kata Heidi Houston, ahli geofisika di University of Southern California, kepada LiveScience.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement