Pihak berwenang China mengakui bahwa semakin banyak warganya, dari semua kelompok etnis, memilih menikah terlambat dan memiliki keluarga karena alasan ekonomi dan pendidikan. Tercatat penurunan jumlah pernikahan hingga 17,5 persen pada tiga kuartal pertama 2021 dibandingkan tahun lalu.
Untuk mengatasi masalah ini, China pada Mei mengumumkan mencabut kebijakan keluarga berencana untuk mengizinkan setiap pasangan memiliki hingga tiga anak. Ini merupakan perubahan besar pada kebijakan pemerintah yang sebelumya membatasi hanya dua anak per keluarga.
Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Populasi China, He Dan awal tahun ini mengatakan bahwa 10 tahun ke depan akan menjadi titik balik penting bagi populasi China. Dia menyebut negara itu mungkin memasuki pertumbuhan populasi negatif.
(Rahman Asmardika)