SEOUL – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan berulang tahun pada 8 Januari mendatang, membuat pemerintah negara terisolasi itu bergegas membuat kue dan permen untuk merayakannya. Imbasnya, mereka memaksa warga Korea Utara yang berada di ambang kelaparan untuk membayar biaya pembuatan hidangan ulang tahun Sang Pemimpin.
Sementara Korea Utara berjuang menghadapi kekurangan pangan, yang bisa dibandingkan dengan bencana kelaparan yang melanda negara itu pada 1990, perayaan ulang tahun Kim Jong-un telah mengurangi pasokan tepung dan gula, menyebabkan harga bahan-bahan ini melambung.
BACA JUGA: Korut Darurat Pangan, Kim Jong-un Minta Rakyat 'Makan Lebih Sedikit' Sampai 2025
“Sejak kemarin, harga satu kilogram tepung melonjak dari 12.000 won (Rp146.000,00) menjadi 30.000 won (Rp366.000,00). Harga gula juga melonjak dari 13.000 (Rp159.000,00) won menjadi 25.000 (Rp305.000,00) won,” kata seorang penduduk Unsan, Provinsi Pyongan Selatan, Korea Utara dalam wawancara dengan Radio Free Asia’s Korean Service.
Jalur produksi permen di Pyongyang disebut menjadi sektor yang paling terpuruk. Sumber yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa pemerintah pusat telah mewajibkan setiap provinsi untuk memproduksi dan memasok makanan manis dan permen untuk anak-anak sebagai tanda ulang tahun dari Kim.
“Untuk membeli bahan baku permen, pihak daerah secara langsung mengenakan pajak 5.000 won (Rp61.000,00) untuk setiap rumah tangga,” kata sumber kedua.
BACA JUGA: Kim Jong-un Kirim Militer Korut ke Wilayah Terdampak Bencana Banjir
“Mereka bahkan menuntut setiap rumah menyediakan satu butir telur untuk produksi gula-gula. Karena orang harus membeli telur untuk disumbangkan di pasar lokal, dan pasar kehabisan telur,” ungkap sumber tersebut.
Manisan yang diberikan kepada anak-anak ini telah lama dipraktikkan di Korea Utara. Ini dimulai oleh kakek pemimpin saat ini, Kim II Sung.