“Antara 2010 dan 2012, kartel pertama tiba di kota. Kartel ini melarang geng untuk menangani narkoba atau mereka akan dibunuh. Jadi pembunuhan dimulai. Setelah kartel pertama ini, datang kartel kedua, menyuruh pengedar narkoba bekerja untuk mereka daripada yang lain atau mereka akan ditembak,” ujarnya.
“Jadi ini memulai gelombang kekerasan besar lainnya dengan banyak pembunuhan. Setelah ini, situasinya semakin buruk. Kartel baru datang ke kota, berkelahi, membunuh dengan cara yang sangat mengerikan dalam suasana teror. Tahun 2021 lebih kejam daripada tahun lalu, yang sudah menjadi salah satu tahun paling kejam di Meksiko,” ungkapnya.
Diketahui, Meksiko mengalami ratusan kematian akibat kekerasan. Menurut Jean-Félix ratusan kematian itu hanyalah orang-orang yang ditemukan, karena banyak orang hilang begitu saja.
Dia mengatakan bahwa masalah terbesar untuk lingkungan kelas pekerja ini adalah pengenalan sabu yang dilakukan kartel pada 2015. Hal ini telah menyebabkan sejumlah masalah sosial, kesehatan dan kekerasan bagi penduduk yang berlanjut hingga hari ini.
Belum lagi penumpasan narkoba yang juga menyebabkan geng-geng tidak terlihat lagi di jalanan seperti dulu.