 
                Pemeriksaan latar belakang oleh Biro Investigasi Federal (FBI) menunjukkan bahwa penjualan senjata meningkat sejak pandemi dimulai pada awal 2020. Biro itu melakukan pemeriksaan latar belakang senjata api terbanyak — 1.218.002 — dalam satu minggu pada Maret 2021. Itu jumlah tertinggi sejak pemerintah federal mulai melacak penjualan senjata pada 1998. Malahan, sembilan minggu tertinggi yang pernah ada untuk pemeriksaan latar belakang senjata semuanya terjadi pada 2020 dan 2021, selama pandemi.
Solusi untuk kekerasan senjata tidak mudah didapat di negara yang terpolarisasi oleh perdebatan apakah akan membatasi penjualan senjata api atau tidak. Namun, 19 negara bagian telah menyetujui sebuah undang-undang federal tentang pengendalian senjata "Extreme Risk Protection Orders" (ERPO).
Undang-undang ERPO memungkinkan polisi atau anggota keluarga mengajukan petisi ke pengadilan untuk sementara menarik senjata api dari seseorang yang sedang mengalami krisis (mental) dan menimbulkan risiko membahayakan diri sendiri atau orang lain. Selama ada ERPO, orang tersebut juga dilarang membeli senjata api.
(Susi Susanti)