Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lakon Bung Karno di Panggung Tonil Monte Carlo

Antara , Jurnalis-Kamis, 17 Februari 2022 |14:29 WIB
 Lakon Bung Karno di Panggung Tonil Monte Carlo
Bung Karno/ ist
A
A
A

PROKLAMATOR Kemerdekaan Indonesia Soekarno ternyata memiliki jiwa seni yang tinggi di balik sosoknya yang tegas. Hal ini terungkap saat Bung Karno menjalani pengasingan di Bengkulu pada 1938 hingga 1942, dia menjadi penulis naskah, sutradara, manajer, dan sekaligus produser kelompok sandiwara atau tonil bernama Monte Carlo.

(Baca juga: Foto Hormat Soekarno untuk Che Guevara Jadi Favorit)

Puluhan kostum pemain yang menjadi saksi bisu kejayaan grup besutan Bung Karno itu masih dapat dilihat di rumah pengasingan di Jalan Sokarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu.

"Ada 30 kostum dan beberapa spanduk yang masih asli, sebagian dicat langsung oleh Bung Karno," kata Koordinator Juru Pelihara Benda Cagar Budaya (BCB) Bengkulu Sugrahanudin di rumah Bung Karno di Kota Bengkulu, beberapa waktu lalu.

(Baca juga: Kisah Dua Srikandi Penggal Kepala Tentara Gurkha saat Revolusi Kemerdekaan)

Sugrahanudin lantas membuka satu dari dua lemari kayu dilapis kaca pada bagian depannya. Lemari itu berisi puluhan kostum dan spanduk asli yang pernah digunakan pemain sandiwara Monte Carlo.

Dua spanduk berbahan kain yang cukup tebal dikeluarkan dan dibentangkannya di halaman rumah bersejarah itu.

Satu spanduk berukuran 4 x 1 meter berwarna putih kekuning-kuningan, bertuliskan "Rainbow (Poeteri Ketjana Boelan)" yang ditulis menggunakan cat berwarna biru. Tulisan pada spanduk itu sesuai dengan judul sandiwara yang dipentaskan.

Sedangkan pada sisi kanan dan kiri atas spanduk terdapat tulisan "18 Maart" sesuai tanggal pementasan sandiwara itu. Berbeda dengan warna cat tulisan judul sandiwara, tanggal pementasan ditulis menggunakan cat berwarna merah.

Sementra satu spanduk kain putih lainnya lebih panjang, sekira enam meter dengan lebar 1,5 meter, bertuliskan "Koetkoetbi" di baris atas dan tulisan "Pengiblis DR. Sjaitan" pada baris bawah yang ditulis menggunakan cat berwarna merah.

"Semua spanduk ini dan kain latar pementasan lainnya dicat sendiri oleh Bung Karno," ujar Sugrahanudin.

Sementara itu, Dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Bengkulu Agus Setiyanto mengatakan, terdapat sejumlah naskah yang ditulis dan dipentaskan Bung Karno bersama Monte Carlo selama menjalani "interniran" atau masa pengasingan di Bengkulu kurun waktu 1938 hingga 1942.

Semasa pengasingan di Ende kurun waktu 1934 hingga 1938, Bung Karno membentuk kelompok sandiwara yang diberi nama "Kelimutu" dan menulis 12 naskah sandiwara.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement