Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lakon Bung Karno di Panggung Tonil Monte Carlo

Antara , Jurnalis-Kamis, 17 Februari 2022 |14:29 WIB
 Lakon Bung Karno di Panggung Tonil Monte Carlo
Bung Karno/ ist
A
A
A

"Selama di Bengkulu ada sejumlah naskah tapi hanya empat naskah yang tersisa dengan bedrijf atau babak yang masih lengkap," katanya.

Empat naskah tersebut yakni "Dr. Sjaitan", "Chungking Djakarta", "Koetkoetbi", dan "Rainbow (Poeteri Kentjana Boelan)".

Sedangkan naskah "Hantoe Goenoeng Boengkoek", dan "Si Ketjil (Kleinduimpje)" dapat direkonstruksi melalui beberapa narasumber lokal.

Lebih jauh dia mengatakan, nama kelompok sandiwara "Monte Carlo" berasal dari grup musik lokal Bengkulu yang sudah terkenal sebelum Bung Karno datang ke Bengkulu.

Namun, sayangnya, menurut dia, tak banyak diketahui secara persis latar belakang pemberian nama tersebut, siapa saja anggotanya dan apa saja jenis irama musiknya.

"Kabarnya nama Monte Carlo diadopsi Manaf Sofian dari nama sebuah kota di Monaco yang penuh dengan berbagai macam hiburan," ujarnya.

Waktu itu, ada dua gedung yang dipergunakan sebagai tempat pertunjukan di Bengkulu, yakni Gedung Royal Cinema dan Gedung Gloria.

Dokumen foto-foto pertunjukan sandiwara itu menunjukkan bahwa Monte Carlo lebih sering dipentaskan di Gedung Royal Cinema yang lokasinya dekat dengan Kantor Pemerintahan Belanda.

Agus Setiyanto yang juga penulis buku "Bung Karno Maestro Monte Carlo" pada 2006 dan terbitan kedua berganti judul menjadi "Sandiwara Bung Karno di Bengkulu" pada 2013 mengatakan naskah sandiwara yang ditulis dan dipentaskan Bung Karno sarat dengan pesan dan semangat nasionalisme dan patriotisme.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement