Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Biden Salah Ucap saat Pidato Kenegaraan, Keliru Sebut Orang Ukraina Jadi Iran

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 02 Maret 2022 |16:24 WIB
Biden Salah Ucap saat Pidato Kenegaraan, Keliru Sebut Orang Ukraina Jadi Iran
Presiden AS Joe Biden (Foto: Twitter)
A
A
A

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut-sebut mengalami kesalahan saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Selasa (1/3). Dia tampaknya menyebut orang Ukraina sebagai orang "Iran" saat dia mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin karena menyerang negara itu.

“Putin mungkin mengelilingi [Kiev] dengan tank, tetapi dia tidak akan pernah mendapatkan hati dan jiwa rakyat Ukraina,” bunyi transkrip resmi dari pidato Biden yang diterbitkan Gedung Putih.

Tetapi pengiriman frasa yang sebenarnya dalam pidato langsung lebih dekat dengan "Iran" daripada "Ukraina." Biden tidak kesulitan mengucapkan "Ukraina" di bagian lain pidatonya.

Kata "Iran" bahkan menjadi tren di Twitter di AS saat orang-orang bereaksi. Beberapa bahkan mengklaim bahwa mereka dapat melihat Wakil Presiden Kamala Harris mengucapkan "Ukraina" di belakang punggung Biden setelah dia salah bicara, tetapi apakah dia benar-benar melakukannya masih dipertanyakan.

Baca juga:  Imbas Perang, AS Akan Buru Orang Kaya Rusia Rebut Kapal Pesiar hingga Jet Pribadi

Biden memiliki kecenderungan untuk melakukan kesalahan sepanjang karir politiknya. Hal ini dikaitkan dengan kegagapan masa kecil yang berhasil ia atasi. Sebagai Presiden, dia tampaknya memiliki banyak episode seperti itu, seperti ketika dia salah menyebut nama tempat.

Baca juga: Gedung Putih Minta Dana Rp92 Triliun untuk Bantuan Kemanusiaan Perang Ukraina

Selama pidatonya, Biden menjanjikan dukungan berkelanjutan Amerika untuk Ukraina, tetapi menekankan bahwa AS dan sekutu NATO-nya tidak akan campur tangan secara militer untuk menghentikan Rusia. Moskow diketahui melancarkan serangan pada Kamis (24/3) lalu, mengklaim perlu untuk mengakhiri tindakan keras militer Kiev terhadap wilayah timurnya yang memisahkan diri dan ekspansi NATO yang merayap ke negara itu.

Negara-negara Barat menyebutnya sebagai perang agresi dan membalas dengan menjatuhkan sanksi ekonomi keras yang dimaksudkan untuk melumpuhkan ekonomi Rusia, dan menjanjikan lebih banyak bantuan keuangan dan pasokan senjata ke Kiev.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement